Ziarah kubur – Bagi seorang muslim, mengunjungi makam bukan sekadar sarana untuk melepas rindu kepada seseorang yang telah meninggal dunia. Namun, kegiatan tersebut termasuk bagian dari aktivitas religi yang dapat mendatangkan pahala. Ziarah kubur hukumnya adalah sunah.
Artinya, jika kegiatan ini dilaksanakan maka kita bisa mendapat pahala. Namun, jika ditinggalkan pun tidak berarti dosa. Meski begitu, pelaksanaan ziarah tidak berarti bisa dilaksanakan secara sembarangan. Ada tata cara dan adab yang harus dipatuhi agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, dan kita pun mendapat manfaat darinya.
Nah, apa saja tata cara dan adab pelaksanaan ziarah? Kamu bisa menyimaknya dalam ulasan berikut ini! Namun sebelumnya, pahami dulu soal pengertian dan tujuan ziarah, ya!
Pengertian Ziarah Kubur
Ziarah memiliki pengertian yang amat luas. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata ziarah merujuk pada aktivitas kunjungan ke suatu tempat tertentu yang dianggap mulia atau keramat, bisa makam ataupun tempat lainnya.
Makna ini menunjukkan istilah ziarah kubur bukan hanya mengacu pada aktivitas berkunjung ke makam seseorang yang kita kenal. Masyarakat Indonesia, dengan berbagai suku, budaya, dan kepercayaannya, banyak yang memiliki tradisi ziarah sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
Misalnya mengunjungi makam leluhur, makam para ulama, maupun tempat-tempat lain yang dianggap dapat memberikan ‘sesuatu’ kepada kita. Hal ini sesuai dengan tujuan ziarah yang beragam.
Tujuan Ziarah Kubur
Dalam Islam, tujuan melaksanakan ziarah kubur adalah untuk mendoakan ahli kubur atau orang yang telah meninggal dunia, sekaligus sebagai pengingat bagi kita bahwa suatu saat nanti kita juga akan menyusul mereka. Karenanya, kita bisa kian meningkatkan amal ibadah dan kebaikan sebagai upaya mengumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat.
Sementara itu, bagi kelompok tertentu, tradisi ziarah kubur kerap memiliki tujuan tersendiri. Mulai dari yang baik, sampai yang kurang baik. Misalnya untuk meraup berkah, mencari keselamatan, sarana mewujudkan keinginan tertentu, hingga pesugihan dan sebagainya.
Hal-hal semacam ini masih populer dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Bahkan bukan hanya dari kalangan masyarakat biasa. Para pejabat pun banyak yang melakukannya ketika sedang mengusahakan sesuatu.
Tata Cara Ziarah Kubur
Berikut ini adalah tata cara pelaksanaan ziarah kubur sesuai dengan ajaran agama Islam yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Dianjurkan untuk Berwudhu Terlebih Dahulu
Ketika berziarah, kita memang tidak perlu melaksanakan salat di area pemakaman, tetapi kita tetap dianjurkan untuk berwudhu atau bersuci terlebih dahulu. Hal ini mengingat dalam rangkaian kegiatan ziarah terdapat aktivitas-aktivitas yang sebaiknya dilakukan saat seseorang dalam keadaan suci. Seperti berzikir, membaca Al-Qur’an, dan memanjatkan doa.
2. Ucapkan Salam Saat Masuk ke Area Pemakaman
Tata cara ziarah selanjutnya adalah dengan mengucapkan salam ketika hendak memasuki area pemakaman. Salam ini ditujukan kepada ahli kubur, sehingga kita perlu memperhatikan arah bagian wajah para ahli kubur, yaitu di sisi sebelah utara.
Lafaz salam yang dibaca pun bukan seperti salam ketika kita berjumpa dengan seseorang atau ketika memasuki ruangan. Berikut ini adalah salah satu bacaan salam yang bisa diucapkan ketika hendak berziarah ke makam.
“Assalamu’alaikum daara qaumim-mu’miniina wa-ataakum maa tuu’aduuna ghadaam-muajjaluuna wainnaa insyaa Allaahu bikum laa khaquuna.” (Asalamualaikum, wahai tempat untuk bersemayam kaum mukmin, telah datang bagi kalian janji Allah yang pernah ditangguhkan esok, dan kami insya Allah akan menyusul kalian).
Baca Juga: Tempat Ziarah Populer di Indonesia, Cocok Buat Wisata Religi
3. Lepaskan Segala Jenis Alas Kaki
Sembari mengucapkan salam, sebelum memasuki area pemakaman lebih jauh, jangan lupa untuk melepas segala jenis alas kaki dan melangkah masuk menggunakan kaki kanan terlebih dahulu. Hal ini termasuk salah satu anjuran dalam melaksanakan ziarah kubur sebagai bentuk hormat kepada ahli kubur.
Oleh sebab itu, ketika berada di area pemakaman, sebaiknya kita bertelanjang kaki. Namun, jika memang kondisi pemakaman tidak memungkinkan, seperti misalnya becek atau terdapat sesuatu yang berbahaya untuk kaki telanjang, maka tidak mengapa jika kita tetap memakai alas kaki secara lengkap.
4. Banyak Membaca Istigfar dan Surah-Surah Pendek
Sebagaimana tujuan awal dari dilaksanakannya kegiatan ziarah, maka sangat dianjurkan bagi peziarah untuk memperbanyak bacaan istigfar sekaligus surah-surah pendek dalam Al-Qur’an. Hal ini sebagai upaya untuk muhasabah diri sekaligus mendoakan berbagai kebaikan bagi ahli kubur yang kita ziarahi.
Beberapa surah pendek dari Al-Qur’an yang dianjurkan untuk banyak dibaca antara lain Surah Al-Ikhlas, Surah An-Naas, Surah Al-Falaq, hingga Surah Al-Fatihah, dan surah-surah lainnya.
5. Mendoakan Ahli Kubur
Selanjutnya adalah kegiatan inti ziarah, yaitu mendoakan ahli kubur. Hal ini bisa kita lakukan dengan bersimpuh di sekitar makam, kemudian berdoa kepada Allah untuk kebaikan diri kita sendiri sekaligus memohon ampunan dan kelapangan bagi ahli kubur.
Ada berbagai bacaan ziarah kubur atau doa ziarah kubur yang bisa digunakan untuk sesi ini. Namun, jika memang tidak hafal atau bahkan tidak tahu, kamu bisa menggunakan bahasa yang dikuasai untuk memanjatkan doa.
6. Menyiram Kuburan dengan Air
Menurut sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, kita juga diperbolehkan untuk menyiram air ke atas kuburan seseorang yang kita ziarahi. Selanjutnya, beberapa sumber menjelaskan bahwa tindakan ini akan membuat ahli kubur merasa senang.
Namun demikian, jika kita tidak mempersiapkan air, atau memang tidak ingin menyiramkan air ke atas kuburan tersebut, juga tidak menyebabkan masalah apa pun.
Adab Ziarah Kubur
Untuk adab ziarah, dalam Islam ada beberapa anjuran yang sebaiknya dipatuhi. Antara lain adalah larangan untuk berjalan di atas kuburan secara langsung, melangkahinya, ataupun duduk di atasnya. Oleh sebab itu, kita perlu berhati-hati ketika sudah memasuki area pemakaman.
Di samping itu, tindakan-tindakan lain yang melanggar norma kesopanan juga sebaiknya dihindari. Misalnya, memakai pakaian yang sangat terbuka, banyak melakukan candaan, merusak atau mengotori area pemakaman, dan sebagainya.
Jika ingin menangis karena memang tak tahan mengenang kebersamaan dengan seseorang yang kini telah tiada, hal tersebut tidak dilarang. Kita boleh mengeluarkan air mata, tetapi dengan batasan yang wajar. Kita tidak boleh sampai meratapi kondisi hingga akhirnya menangis meraung-raung tanpa kendali.
Baca Juga: Daftar Lokasi Makam Wali Songo untuk Destinasi Wisata Religi
Demikian ulasan mengenai kegiatan ziarah beserta tata cara pelaksanaan dan adab-adabnya. Kalau kamu ingin tahu informasi lebih lanjut tentang kegiatan ziarah, khususnya dalam konteks tradisi ziarah masyarakat Jawa, kamu bisa mendengarkan ulasannya dalam audiobook Wali Berandal Tanah Jawa karya George Quinn di aplikasi Noice.
Download Noice di PlayStore untuk pengguna Android atau Noice di AppStore untuk pengguna iPhone, dan segera nikmati pengalaman seru mendengarkan podcast tentang ziarah kubur. Demikian, semoga bermanfaat!
Ide Pokok “Wali Berandal Tanah Jawa”