Tata Cara Sholat Dhuha – Dari Abu Dzar ra., Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa setiap pagi, umat Muslim memiliki kewajiban untuk bersedekah dengan membaca tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir, serta melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.
Semua hal tersebut akan mampu dicukupkan dengan melaksanakan sholat dhuha. Karena itu, mengetahui keutamaan dan tata cara sholat dhuha yang sesuai sunah adalah hal penting yang tidak boleh dilewatkan oleh seluruh umat Muslim.
Baca juga: Sejarah Islam: Sebelum Islam, Masa Kenabian, dan Era Kekhalifahan
Keutamaan Sholat Dhuha
Dengan menjalankan tata cara sholat dhuha yang dicontohkan Rasulullah SAW, seorang Muslim akan memperoleh sejumlah keutamaan sholat dhuha bagi dirinya sendiri, antara lain:
- Diampuni dosa-dosanya
- Dicukupkan rezeki dan segala kebutuhannya
- Dijauhkan dari penyakit dan marabahaya
- Dinilai sebagai sedekah di waktu pagi
- Diberikan pahala setara umrah
- Dikumpulkan bersama orang-orang yang taat di akhirat kelak
- Dibuatkan sebuah istana di surga
Tata Cara Sholat Dhuha yang Rasul Contohkan
Jika dilihat dari rukun dan praktiknya, tata cara sholat dhuha tidak jauh berbeda dengan sholat sunah lain pada umumnya. Namun, ada beberapa kebiasaan Rasulullah SAW saat melaksanakan sholat dhuha yang bisa dijadikan panduan utama bagi umat Muslim.
1. Niatkan karena Allah
Setiap amalan bergantung kepada niatnya dan seseorang akan mendapatkan ganjaran sesuai apa yang ia niatkan. Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dalam hadis Bukhari dan Muslim tersebut menekankan betapa pentingnya meluruskan niat sebelum menjalankan ibadah dan melakukan sebuah amalan.
Hal ini berlaku pula bagi sholat dhuha. Meski sholat sunah ini banyak diyakini sebagai amalan yang dapat melancarkan rezeki, niat sholat dhuha hendaknya tidak semata-mata dilakukan untuk demikian. Tetaplah meniatkan ibadah dengan hati yang ikhlas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengharapkan rida-Nya, maka apa yang diinginkan pun akan didapatkan jika Allah mengizinkan.
2. Salat di Waktu yang Tepat
Mempelajari tata cara sholat dhuha sesuai tuntunan Rasulullah SAW tak akan lengkap tanpa mengetahui waktu yang tepat untuk melaksanakan sholat sunah ini. Sholat dhuha bisa mulai dilaksanakan ketika matahari sudah naik setinggi tombak, yakni 15 menit setelah matahari terbit atau berjarak sekitar 2 jam 10 menit setelah waktu subuh. Batas pelaksanaannya adalah sepanjang pagi hari hingga waktu zawal, yaitu tengah hari ketika matahari tegak lurus.
Dalam HR Muslim no. 748, disebutkan bahwa waktu paling utama mengerjakan sholat dhuha adalah ketika matahari sudah terbit sempurna dan beranjak meninggi hingga teriknya bisa dirasakan anak unta. Meski demikian, tak ada salahnya mengerjakan sholat dhuha untuk mengawali waktu pagimu. Sholat dhuha yang dikerjakan di awal waktu diyakini para ahli hadis sebagai sholat isyraq, yakni sholat sunah yang dilakukan ketika matahari mulai terbit.
3. Mengetahui Jumlah Rakaat Terbaik
Selain meluruskan niat sholat dhuha karena Allah dan melaksanakannya di waktu yang tepat, poin penting yang harus diperhatikan selanjutnya adalah jumlah rakaat sholat dhuha. Mayoritas ulama, perawi hadis, dan ahli tafsir sepakat bahwa sholat dhuha dapat dikerjakan dengan minimal dua rakaat.
Namun, terdapat beberapa perbedaan mengenai jumlah rakaat maksimal dalam sholat sunah ini. Imam Syafi’i menyebutkan bahwa rakaat maksimal sholat dhuha adalah 8, tetapi Imam Ar-Ruyani dan Imam Ar-Rafi’if berpendapat jika sholat dhuha dapat dikerjakan hingga maksimal 12 rakaat.
Mengenai hal ini, sebuah hadis riwayat Muslim menerangkan bahwa Aisyah ra. bersaksi mengenai kebiasaan Rasulullah saat mengerjakan sholat dhuha. Dikatakan dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW melakukan sholat dhuha 4 rakaat dan beliau akan menambah rakaatnya sesuai kehendak Allah SWT.
Dalam hadis lain yang diriwayatkan Abu Dawud, Nabi Muhammad SAW melakukan sholat dhuha sebanyak 8 rakaat ketika pembebasan kota Mekah. Dengan demikian, sesuai anjuran dan kebiasaan Rasul, sholat dhuha dapat dikerjakan sebanyak 2, 4, atau 8 rakaat dengan tasyahud akhir dan salam setiap dua rakaat.
4. Membaca Surah Alquran yang Dianjurkan
Dalam tata cara sholat dhuha diharuskan membaca surah-surah pendek setelah bacaan surah Al-Fatihah di setiap rakaatnya. Ternyata, ada beberapa surah dalam Alquran yang menjadi anjuran Rasulullah SAW untuk dibaca saat sholat dhuha, terutama untuk sholat dhuha sebanyak 2 atau 4 rakaat.
Kitab Al-Taqriratus Sadidah menyebutkan keempat surah yang dianjurkan dibaca saat sholat dhuha adalah Asy-Syams, Ad-Dhuha, Al-Kafirun, dan Al-Ikhlas. Lebih lanjut, dalam kitab Hawasyi Tuhfatil Muhtaj, disebutkan pula jika seseorang mengerjakan sholat dhuha 2 rakaat, hendaknya membaca surah Asy-Syams pada rakaat pertama, lalu Ad-Dhuha pada rakaat kedua.
Untuk sholat dhuha 4 rakaat, maka surah yang dibaca pada dua rakaat selanjutnya adalah surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas secara berturut-turut. Sementara itu, untuk sholat dhuha yang lebih dari 4 rakaat dapat membaca surah lainnya yang sudah dihafal.
5. Membaca Doa setelah Selesai Sholat
Doa yang dibaca setelah selesai sholat dimaksudkan untuk menyempurnakan bacaan niat sholat dhuha yang telah dilakukan di awal. Ada beberapa sanad yang membahas tentang bacaan doa sholat dhuha.
Suatu sanad sahih dari hadis riwayat Bukhari menyebutkan bahwa doa sholat dhuha berbunyi “Allahummaghfirli watub ‘alayya, innaka ‘anta tawwaburraahim”. Doa ini dianjurkan untuk dibaca sebanyak 100 kali sebagai bagian dari zikir pagi. Secara harfiah, doa tersebut bermakna permintaan ampunan dan taubat seorang hambah kepada Allah SWT. Doa ini dianjurkan untuk dibaca sebanyak 100 kali sebagai bagian dari zikir pagi.
Namun, ada pula sanad lain yang memaparkan doa sholat dhuha dalam bacaan yang lebih panjang. Bacaan ini dikhususkan sebagai doa meminta rezeki kepada Allah SWT. Selain itu, puji-pujian kepada Allah sebagai Pemilik Waktu Dhuha serta Tuhan yang Maha Agung, Maha Indah, Maha Kuat, dan Maha Menjaga juga terdapat di dalam bacaan doa tersebut.
Memahami tata cara sholat dhuha yang selaras dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW tentu akan membuat ibadah sunah ini terasa lebih bermakna. Oleh karena itu, penting bagi setiap umat Muslim untuk terus menggali pengetahuan tentang ibadah wajib maupun sunah, terutama praktik sholat yang menjadi bagian paling esensial dalam ajaran Islam.
Baca juga: Tata Cara Sholat Tarawih, Hukum, dan Niat Bacaan
Buku Ensiklopedia Fikih Indonesia 3: Shalat karya Ahmad Sarwat bisa menjadi salah satu referensi untuk menambah pengetahuanmu mengenai tata cara dan hukum sholat, dari yang wajib hingga yang sunah.
Simak rangkuman bukunya yang dikemas dalam konten menarik di Noice, rumah konten audio Indonesia. Segera unduh Noice di PlayStore dan AppStore sekarang untuk dengarkan deretan konten audio penuh inspirasi setiap hari!
Ensiklopedia Fikih Indonesia 3: Shalat