Strict Parents – Layaknya orang dewasa, anak juga memiliki hak-hak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya. Contohnya hak untuk mendapat kasih sayang hingga hak untuk melontarkan opini dan aspirasi.
Meskipun hak-hak anak telah diatur dalam Konvensi Hak Anak oleh PBB, nyatanya masih banyak orang tua yang lalai dengan tugasnya. Tidak memberi kebebasan anak untuk beropini dan menentukan pilihan misalnya. Masalah ini biasanya terjadi pada mereka yang diasuh oleh strict parents.
Strict parenting umumnya dilakukan oleh orang tua yang gemar merasa paling tahu dan paling benar. Akibatnya, mereka pun jadi abai dengan pendapat sang anak. Padahal, anak merupakan individu yang merdeka serta berhak untuk menyuarakan opininya dan memilih sendiri dunianya.
Selain kondisi di atas, pola asuh strict parenting juga punya efek lain kepada anak-anak. Sebelum membahas lebih detail tentang dampak buruk strict parenting, cari tahu dulu penjelasan dan ciri-ciri strict parenting berikut ini, yuk!
Apa Itu Strict Parenting?
Dalam dunia psikologi, strict parenting diartikan sebagai pola asuh ketika orang tua suka menuntut anak, memiliki sifat kaku, dan menerapkan standar yang tinggi. Orang tua dengan gaya pengasuhan ini biasanya cenderung bersifat otoriter.
Ada beberapa alasan seseorang bisa menjadi orang tua yang kaku saat mengasuh anak-anaknya. Pertama, bisa jadi ketika kecil mereka memiliki pengalaman yang sama dari orang tuanya. Hal tersebut sesuai dengan jurnal Child Maltreatment (CM) oleh American Professional Society on the Abuse of Children (APSAC) yang menyebutkan strict parenting bisa terjadi akibat pengalaman di masa lalu.
Sementara itu, penelitian yang dikeluarkan Iranian Journal of Psychiatry tahun 2018 menerangkan bahwa memiliki kepribadian neurotisme juga bisa menjadi faktor seseorang menjadi strict parents. Neurotisme sendiri merupakan dimensi kepribadian yang memiliki ciri mudah dilanda perasaan negatif seperti depresi, cemas, takut, dan mudah marah.
Baca juga: Tips Menjadi Single Parent yang Tangguh
Ide Pokok
“13 Things Mentally Strong Parents Don’t Do”
Ciri-Ciri Orang Tua yang Termasuk Strict Parents
Inilah beberapa ciri orang tua yang memiliki pola asuh ketat, di antaranya adalah:
1. Banyak Aturan dan Suka Menuntut
Memiliki aturan di rumah memang bisa membantu anak untuk belajar disiplin. Akan tetapi, aturan yang diterapkan terlalu mengekang hingga mengabaikan perasaan anak bisa memberikan dampak buruk bagi anak itu sendiri. Inilah ciri pertama dari orang tua dengan pola asuh yang ketat.
Jika ada aturan yang dilanggar, mereka pun tak segan untuk memberi hukuman kepada anak. Selain itu, strict parents juga terbiasa menuntut anaknya agar dapat memenuhi harapan mereka.
2. Jarang Meluangkan Waktu untuk Anak
Jika kamu merasa ayah bundamu terlihat dingin dan jarang meluangkan waktu untuk anak-anaknya, hal itu bisa menjadi ciri-ciri dari strict parents. Padahal, anak akan merasa senang bila orang tua mau meluangkan waktunya, entah untuk bermain atau mengobrol bersama.
Termasuk saat anak kesulitan dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya, orang tua yang ketat hanya bisa menuntut sang anak menyelesaikan tanpa memberikan bantuan. Bila sudah begini, bukan tidak mungkin anak akan merasa kesulitan dan kesepian.
3. Tidak Memberikan Kebebasan Pada Anak untuk Memilih
Anak akan merasa dipercaya apabila orang tua memberikan mereka kebebasan untuk memilih. Hanya saja, strict parents kerap melarang anak untuk mengambil suatu keputusan. Sebab, orang tua sering menganggap dirinya lebih mengetahui mana pilihan yang baik dan mana yang buruk. Padahal, baik menurut orang tua belum tentu baik untuk anak, lho.
4. Tak Segan Memberikan Hukuman Fisik
Ada kalanya orang tua memberikan hukuman kepada anak sebagai efek jera. Hanya saja hukuman yang baik seharusnya tidak sampai melukai fisik si anak. Berbeda dengan orang tua yang ketat, pada umumnya mereka tak segan memberikan hukuman fisik apabila anak tidak menurut atau melanggar aturan yang telah dibuat.
5. Minim Komunikasi
Ciri yang terakhir adalah membatasi komunikasi dengan anak. “Pokoknya tidak boleh!” atau “Jangan membantah!” kerap menjadi jurus jitu strict parents untuk membungkam rasa penasaran sang anak. Dengan melontarkan kalimat-kalimat seperti itu, anak akan merasa bahwa opini dan perasaannya tidak penting.
Dampak Buruk Strict Parenting Terhadap Anak
Banyak orang tua beranggapan bahwa pola asuh yang ketat bisa membantu anak jadi lebih disiplin dan bertanggung jawab. Namun, di sisi lain, orang tua lupa bahwa terlalu kaku pada anak juga bisa memberikan dampak negatif. Di antaranya adalah:
1. Menekan Rasa Percaya Diri Anak
Orang tua yang terbiasa memosisikan anak-anaknya sebagai objek, mereka cenderung abai dengan pandangan dan masukan dari buah hatinya.
Dari pola asuh ini, seiring berjalannya waktu si kecil jadi ragu apabila hendak beropini. Baginya, mengungkapkan pendapat hanya akan buang-buang tenaga karena tahu kalau pemikirannya tidak akan diterima oleh orang tuanya.
Lebih jauh lagi, kondisi di atas bisa saja menghambat tumbuhnya rasa percaya diri pada anak. Anak akan menjadi pribadi yang pemalu, bahkan tertutup.
2. Anak Bisa Mengalami Gangguan Perilaku
Selain tumbuh jadi pribadi tertutup, strict parents juga bisa menyebabkan gangguan perilaku si buah hati. Misalnya, ayah bunda sering mendisiplinkan anak secara keras hingga tak segan memberikan hukuman fisik. Alhasil, jangan heran jika dewasa nanti ia memberikan perlakuan yang sama kepada buah hatinya.
Tak hanya itu, didikan yang salah juga dapat memicu sifat buruk lainnya seperti impulsif, agresif, pemarah, dan hobi merisak orang lain.
3. Meningkatkan Stres Pada Anak
Tingginya tekanan dari orang tua yang strict membuat anak jadi lebih mudah mengalami stres hingga depresi. Selain itu, ia pun akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang bahagia, sering merasa khawatir, serta mudah mengalami gangguan kecemasan.
Baca juga: Tantangan Menjadi Single Parent dan Cara Menghadapinya
Itulah informasi mengenai pengertian, ciri-ciri, dan dampak buruk strict parenting kepada anak. Meski kebiasaan menjadi orang tua yang ketat sulit diubah, bukan tidak mungkin untuk dilakukan.
Para orang tua perlu belajar untuk menerima bahwa anak belum tentu sama dengan orang tua karena ia adalah individu yang unik dan merdeka. Berusaha selalu terbuka kepada anak, dan senantiasa menumbuhkan pikiran yang positif terhadap anak.
Selain itu, orang tua juga bisa belajar ilmu parenting dari berbagai sumber, seperti mendengarkan audiobook 13 Things Mentally Strong Parents Don’t Do yang ada di Noice. Kamu bisa download Noice di PlayStore atau App Store untuk mendengarkan audiobook versi lengkapnya.