Sosiopat – Sosiopat merupakan jenis gangguan kepribadian yang membuat pengidapnya bersikap acuh tak acuh. Umumnya, seorang sosiopat cenderung mempunyai pikiran yang sulit diprediksi dan tidak logis. Lantaran fokus pada diri sendiri, sosiopat sering mengabaikan sekitarnya. Gangguan ini disinyalir dipengaruhi faktor genetik maupun pengalaman traumatis ketika kecil.
Orang yang mengidap sosiopat dapat dilihat dari perilaku serta pola pikir antisosial. Namun, sikap antisosial seorang sosiopat berbeda dari orang yang enggan bergaul dan suka menyendiri. Sikap antisosial yang dimaksud adalah sikap semena-mena dan tidak mematuhi aturan sosial di sekitarnya. Meskipun demikian, sosiopat tidak melakukan pelanggaran serius layaknya psikopat.
Apa Itu Sosiopat?
Lantas, apa itu Sosiopat? Sosiopat adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang mempunyai ASPD atau gangguan kepribadian antisosial. Pengidap ASPD tidak mampu memahami perasaan orang lain. Mereka impulsif dalam membuat keputusan dan tidak merasa bersalah apabila hal tersebut merugikan orang lain.
Pengidap ASPD bisa menggunakan “permainan pikiran” dengan tujuan mengontrol anggota keluarga, teman, rekan kerja, dan orang di sekitarnya. Layaknya psikopat, orang dengan gangguan kepribadian ini juga tampak menawan dan karismatik. Lantaran hanya tertarik pada diri sendiri, sosiopat cenderung menyendiri dan sulit bersosialisasi.
Seorang sosiopat cenderung membenarkan seluruh perilakunya dan akan menunjuk orang lain apabila disalahkan. Beberapa ahli menilai bahwa penderita sosiopat cenderung bertindak tanpa memikirkan dampak atau pengaruhnya pada sekitar. Kebanyakan sosiopat tidak menyadari perilakunya dan tetap menjalani hidup tanpa diagnosis.
Penyebab Sosiopat
Kepribadian diri seseorang terbentuk dari kombinasi antara emosi, perilaku, serta pemikiran yang dimiliki. Hal tersebut secara tidak langsung membuktikan bahwa setiap individu memiliki keunikannya masing-masing. Akan tetapi, sikap atau perilaku sosiopat ini kemungkinan disebabkan oleh dua hal, yakni:
1. Lingkungan
Munculnya perilaku atau sifat sosiopat bisa jadi disebabkan oleh faktor lingkungan menurut beberapa ahli. Contoh dari faktor lingkungan yang dimaksud adalah pola asuh keluarga yang kurang baik atau bahkan kejadian traumatis, misalnya ditelantarkan, kekerasan fisik, hingga pelecehan seksual. Selain hal tersebut, keadaan keluarga yang tidak harmonis dan penuh kekacauan selama masa kecil seseorang juga dapat memicu peningkatan risiko seseorang menjadi sosiopat.
2. Gen
Turunan gen orang tua kepada anaknya juga dapat menjadi salah satu penyebab seseorang menjadi sosiopat. Sehingga apabila ada orang tua yang menderita gangguan kepribadian seperti sosiopat, maka kemungkinan anaknya untuk menderita kepribadian sosiopat juga menjadi lebih besar.
Baca juga: Mengenal Definisi, Jenis, Ciri-Ciri Manipulasi dan Cara Menghadapinya
Ide Pokok
“Dark Psychology”
Karakteristik Sosiopat
Umumnya, karakter sosiopat sudah tampak sejak remaja hingga mencapai usia dewasa. Karakter sosiopat acuh tak acuh, cenderung tidak memiliki rasa malu, dan sulit mempertahankan hubungan dengan orang lain. Sebagian kecil sosiopat dikenal sebagai “biang onar” yang bisa melakukan kekerasan dan mengganggu ketenangan orang lain. Pengidap gangguan kepribadian ini juga ahli memanipulasi dan berperilaku sembrono untuk mencapai tujuan.
Adapun orang yang dicurigai mengidap sosiopat dapat melakukan diagnosis dengan syarat sebagai berikut.
- Usia di atas 18 tahun.
- Menunjukkan perilaku:
- Tidak mematuhi hukum.
- Mengabaikan norma sosial.
- Berbohong dan menipu orang lain demi keuntungan pribadi.
- Bertindak tanpa peduli konsekuensi.
- Agresif.
- Tidak bertanggung jawab.
- Tidak merasa bersalah ataupun menyesal.
Kendati demikian, tidak semua orang dengan perilaku di atas pasti mengidap sosiopat. Seseorang mungkin bertindak agresif atau egois, tetapi bukan berarti ia adalah seorang sosiopat. Diperlukan diagnosis lebih lanjut untuk memastikannya.
Kendati tidak dapat disembuhkan, berkonsultasi dengan psikolog psikoterapi dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab sosiopat. Tindakan berupa Terapi Perilaku Kognitif (TPK) dapat mendorong sosiopat mengembangkan perilaku positif dan mengurangi hal yang merugikan orang lain. Terapi tersebut juga membantu sosiopat untuk menerima keadaan dirinya. Selain terapi TPK, dokter juga memberikan obat untuk meredakan gangguan kecemasan, depresi, serta perilaku agresif.
Sifat Sosiopat
Supaya kamu lebih paham mengenai sosiopat, berikut sejumlah sifatnya yang perlu diwaspadai.
1. Cenderung Licik
Terlepas dari penampilannya yang menarik dan tampak tulus, sosiopat tergolong kurang bermoral dan cenderung licik. Lantaran sulit mengendalikan diri ketika menginginkan sesuatu, mereka tak peduli bertindak egois dan merugikan orang lain. Sosiopat mampu menghalalkan berbagai cara selama mendapatkan kepuasan atau hal yang diinginkan.
2. Suka Mendominasi
Sosiopat sangat jarang bersikap malu-malu. Mereka senang mendominasi dan mudah terpancing. Tak jarang penderita gangguan ini bertindak abnormal atau di luar nalar. Mereka juga memiliki keberanian untuk melakukan hal-hal berisiko hanya demi mencapai tujuan atau dianggap superior.
3. Agresif
Sosiopat juga kerap bertindak agresif. Mereka tak segan melakukan kekerasan fisik dan verbal, seperti mengejek, mencaci maki, membanting barang, atau memukul. Lantaran tak dapat membedakan hal yang benar dan salah, sosiopat tak memedulikan dampak dari perbuatannya terhadap orang lain.
4. Mudah Marah
Pengidap sosiopat sulit menahan emosi. Ketika kamu melakukan kesalahan kecil yang sebenarnya remeh, mereka akan mempermasalahkan hal tersebut. Sosiopat akan merasa puas setelah mengeluarkan amarahnya. Hal ini mendorong pasangan atau orang di sekitarnya mengikuti apa yang diinginkannya. Hanya demi menghindar dari amukan sosiopat.
5. Sulit Berhubungan
Rata-rata pengidap sosiopat cenderung sulit berhubungan, tidak suka bergaul, dan menyukai kesendirian. Pasalnya, mereka sangat mudah merasa bosan. Namun, beberapa di antaranya dapat menjalin hubungan pertemanan maupun percintaan. Hanya saja, sosiopat berisiko membentuk hubungan tidak sehat. Ketika sosiopat memiliki pasangan, ia akan bertindak posesif.
Hal tersebut tak lepas dari sifatnya yang paranoid. Pada mulanya, mungkin pasangan akan merasa tersanjung. Akan tetapi, lambat laun ketakutannya tersebut justru membuat pasangan sulit mendapatkan ruang gerak. Hal-hal kecil, seperti pasangan berteman dengan orang lain akan membuat pengidap sosiopat merasa terancam sehingga mendorongnya untuk marah atau bertindak kasar.
6. Manipulatif
Sosiopat sangat pandai bersilat lidah. Mereka tidak segan berbohong dengan mengarang cerita demi mendapatkan kepuasan maupun keuntungan lain. Mereka sangat lihai memainkan ekspresi dan sangat meyakinkan. Alhasil, orang-orang di sekitarnya kesulitan membedakan kejujuran dan kebohongan. Tak jarang, sosiopat bertindak seolah dirinya korban. Ia akan membuat orang lain merasa kasihan atau bersalah ketika hendak menolak apa yang diinginkannya.
7. Oportunistik
Sosiopat memiliki sifat oportunistik, yakni menggunakan kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Biasanya seorang oportunis sangat mementingkan diri sendiri. Mengingat sosiopat sulit berhubungan dengan orang lain, ia hanya mau menjalin relasi dengan orang yang dianggapnya menguntungkan.
Mengatasi Gangguan Sosiopat
Psikoterapi
Salah satu cara untuk mengatasi gangguan sosiopat adalah dengan terapi psikologi atau psikoterapi. Melalui psikoterapi, seseorang yang sosiopat akan dilatih untuk mengelola keinginan untuk melakukan kekerasan serta amarah.
Selain untuk para sosiopat, terapi semacam ini juga bisa dilakukan untuk para penderita gangguan mental lain hingga para pecandu narkoba dan alkohol. Akan tetapi, terapi psikolog ini tidak sepenuhnya efektif, sebab keefektivitasannya bergantung pada keparahan dari gangguan yang dialami.
Obat-Obatan
Gangguan kondisi kesehatan mental sebenarnya tidak bisa diobati melalui obat-obatan secara spesifik. Akan tetapi, penggunaan obat-obatan yang sudah diresepkan oleh dokter dapat membantu para penderitanya mengatasi gejala-gejala yang timbul terkait gangguan yang dialami.
Penggunaan dari obat-obatan ini perlu pengawasan dokter dan orang-orang terdekat. Sebab biasanya orang-orang dengan gangguan kondisi mental cenderung akan melakukan penyalahgunaan obat-obatan.
Baca juga: Perbedaan Sosiopat dan Psikopat: Karakteristik, Penyebab, dan Pengobatan
Demikianlah sekilas informasi mengenai sosiopat beserta karakteristik dan sifatnya yang perlu kamu ketahui. Kalau kamu menyukai pembahasan tentang mengenai keadaan psikologi manusia, maka kamu mungkin akan menyukai Noicebook Dark Psychology dari Richard Campbell. jangan ragu menginstal aplikasi Noice di Google Play atau App Store secara gratis. Asyiknya lagi, kamu juga bisa mendengar dan streaming audiobook, podcast, dan radio online via web player Noice. Nah, apa lagi yang kamu tunggu? Yuk, perbanyak pengetahuan tentang kejiwaan manusia dan kisah menarik lainnya hanya di Noice!