Kesehatan Mental – Pembahasan dan edukasi mengenai kesehatan mental dI Indonesia selama beberapa tahun mulai makin terbuka. Lewat berbagai platform digital, beberapa praktisi profesional seperti psikiater dan psikolog memberikan pemahaman mengenai mental health dengan bahasa yang cukup mudah dipahami oleh orang awam.
Walau begitu, dalam praktiknya, pemahaman mengenai gangguan pada kejiwaan dan mental seseorang di Indonesia masih belum cukup kuat. Sebagian kelompok terburu-buru menilai bahwa dirinya mengalami gangguan mental hanya bermodalkan self-diagnose.
Sebagian lainnya tidak menyadari bahwa dirinya justru memiliki isu mental; sebagian lainnya bingung bagaimana harus menghadapi orang yang memiliki kondisi mental khusus.
Pemahaman Gangguan Kesehatan Mental Masih Darurat
Saat mendengar kata psikolog dan psikiater, masih kerap muncul stigma tertentu di masyarakat. Mereka yang pergi ke psikolog dan psikiater dianggap memiliki gangguan yang disebabkan hal-hal supranatural, kurang beribadah, dan lain sebagainya.
Padahal, ada sangat banyak bentuk gangguan kesehatan mental yang bahkan sering tidak terlihat di kehidupan sehari-hari seseorang. Contoh sederhana, berapa banyak komedian dan artis yang kelihatannya baik-baik saja dan selalu menebar tawa justru mengakhiri hidupnya karena ada beban berat pada mentalnya?
Oleh sebab itu, setiap individu perlu membekali diri sendiri dengan pemahaman yang tepat mengenai pentingnya kesehatan mental. Hindari untuk melakukan self-diagnose yang justru akan merisikokan diri sendiri lebih jauh.
Tanda Perlu Melakukan Skrining
Siapa saja dapat mengalami gangguan pada kondisi mentalnya—bahkan kini banyak isu kesehatan mental remaja yang terjadi. Situasi ini pun selalu menimbulkan gejala yang sayangnya sering disepelekan dan dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Padahal, kondisi mental yang terganggu dan dibiarkan terus-menerus akan menimbulkan berbagai dampak lain yang lebih serius, baik fisik maupun psikis.
Skrining adalah salah satu tindakan preventif yang perlu dilakukan untuk meminimalkan dampak lebih buruk dari sebuah kondisi gangguan mental. Beberapa orang dengan keadaan tertentu bahkan disarankan untuk melakukan skrining sedini mungkin, seperti:
- Stres berat
- Mengalami tekanan batin
- Ada riwayat keluarga dengan gangguan mental
- Memiliki ketergantungan dengan narkoba, minuman beralkohol, rokok, atau kebiasaan tidak sehat lain seperti berjudi
Di samping itu, individu yang mengalami beberapa gejala berikut juga sangat disarankan untuk segera melakukan skrining:
- Suasana hati cepat berubah dengan ekstrem
- Sering merasa khawatir, cemas, maupun takut yang berlebihan
- Merasa lelah atau kurang energi bahkan meski sudah beristirahat panjang
- Sulit untuk fokus dan menyelesaikan pekerjaan
- Sulit mengatasi stres
- Menjadi lebih menarik diri dari lingkungan sosial termasuk berkomunikasi dengan orang terdekat
- Merasa rendah diri dan berpikir bahwa dirinya tak berharga
- Pernah mencoba untuk menyakiti diri sendiri
- Sempat atau bahkan sudah mencoba untuk bunuh diri
Baca juga: Gangguan Mental Hewan Ternyata Ada, Berikut Faktanya!
Depresi di Gunung Kidul
by Podcast Cerita Kampung Halaman
Manfaat Melakukan Skrining
Skrining kesehatan mental akan membantu seseorang untuk mengetahui lebih cepat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Dengan begitu, akan lebih cepat tindakan tepat yang perlu diambil untuk menghindarkan diri dari risiko lebih lanjut.
Seperti contoh, kamu mengalami tekanan batin karena permasalahan keluarga. Hal tersebut memengaruhi kinerja dan produktivitas di tempat kerja. Kamu pun tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu, sulit untuk berkonsentrasi, dan tidak dapat berkontribusi terbaik. Kalau dibiarkan terus-menerus, hal ini sangat mungkin berefek pada performa kerja.
Makin cepat melakukan skrining, makin kecil risiko besar yang akan kamu hadapi ke depannya. Maka dari itu, jika mengalami gejala di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi ke psikolog atau psikiater. Mereka akan membantumu mengenali kondisi apa yang sebenarnya terjadi, seperti apakah kelelahan dan hilangnya gairah untuk melakukan sesuatu yang kamu alami merupakan tanda adanya gangguan kesehatan mental atau hal yang “wajar” dan hanya memerlukan istirahat.
Cara Melakukan Skrining
Skrining kesehatan mental dimulai secara mandiri dengan mengenali keadaan diri sendiri. Cara paling mudahnya adalah dengan mengikuti beberapa tes mental health di berbagai situs kesehatan mental yang kredibel. Selain itu, kalau merasa tidak baik-baik saja dan bahkan mengalami beberapa gejala yang disebutkan sebelumnya, kamu dapat segera lakukan pemeriksaan ke psikiater atau psikolog.
Kamu dapat melakukan konsultasi secara online di berbagai platform penyedia layanan kesehatan maupun offline di puskesmas, rumah sakit, atau klinik pribadi psikolog atau psikiater. Berita baiknya, layanan mental health di puskesmas dan rumah sakit juga dapat ditanggung oleh BPJS sesuai ketentuan.
Skrining biasanya dimulai dengan sesi wawancara dengan psikolog atau psikiater. Mereka akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait kondisi yang kamu alami, baik secara kondisi kesehatan secara umum maupun kondisi mental yang dialami. Selain itu, mereka mungkin akan menanyakan pula mengenai kebiasaanmu sehari-hari, hal-hal apa yang mengganggu belakangan ini, maupun riwayat penggunaan obat-obatan atau suplemen tertentu.
Tentunya, kamu juga harus bersiap kooperatif dan terbuka kepada mereka sehingga diagnosis yang diambil lebih akurat. Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan ada gejala gangguan kejiwaan atau risiko yang tinggi untuk mengalami gangguan mental health, maka pemeriksaan medis kejiwaan biasanya akan disarankan. Pun apabila dibutuhkan, kamu akan mendapat perawatan psikoterapi, obat-obatan, atau keduanya.
Psikolog vs Psikiater: Harus ke Mana?
Psikiater dan psikolog adalah dua profesi yang berbeda. Psikolog harus lebih dulu menempuh studi di Fakultas Psikologi dan mengikuti program profesi Psikolog, sedangkan psikiater harus menempuh studi Kedokteran dan mengambil program spesialis Kejiwaan. Dalam praktiknya, seorang psikolog tidak dapat memberikan obat kepada pasien.
Kalau kamu masih bingung ke mana harus melakukan skrining, ada baiknya kamu pergi terlebih dahulu ke dokter umum. Nantinya, berdasarkan diagnosis atas kondisimu, dokter umum akan menyarankan apakah kamu perlu ke psikolog atau psikiater sekaligus memberi rekomendasi psikolog atau psikiater terbaik.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan bahwa ternyata setelah kamu berkonsultasi dengan psikolog, kamu disarankan atau diberi rujukan ke psikiater. Hal ini disesuaikan dengan perkembangan dan kondisi yang kamu alami.
Mental health screening adalah salah satu cara menjaga kesehatan mental yang bisa dan perlu kamu lakukan secara berkala. Selain itu, perbanyak informasi dan wawasan mengenai mental health issue.
Baca juga: Cara Mengatasi Orang dengan Gangguan Bipolar
Kamu juga bisa mendapat berbagai insight lewat podcast di Noice. Di podcast Cerita Kampung Halaman misalnya, kamu akan menemukan pembahasan mengenai isu kesehatan mental yang marak terjadi di salah satu daerah di Indonesia.
Melalui podcast ini, kita dapat lebih mengerti bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Mental yang sehat akan membuat pikiran menjadi positif sehingga tubuh akan berfungsi dengan baik secara emosional, psikologis, sosial dan akan mempengaruhi cara berfikir, merasakan, dan berperilaku. Yuk, download aplikasi Noice sekarang di PlayStore atau App Store. Selamat mendengarkan!