Sejarah Uang – Kamu pasti sudah akrab dengan uang, tetapi pernah nggak kamu membayangkan dari mana uang yang kamu pegang itu datang? Sejarah uang yang umat manusia pakai ternyata sudah ada sejak era prasejarah, lho! Yuk, pelajari lebih lanjut bagaimana ceritanya manusia bisa menggunakan uang yang bentuknya kita kenal sekarang.
Sejarah Perkembangan Uang dalam Peradaban
Gimana sih sejarah perkembangan uang dalam peradaban manusia?
Awalnya, umat manusia melakukan barter sebagai upaya mendapatkan barang yang tidak mereka miliki, misalnya ikan ditukar dengan serat tanaman dan buah-buahan. Lama-kelamaan, manusia belajar menaruh nilai pada objek tertentu dan menjadikannya alat tukar yang praktis. Misalnya, cangkang kerang bia (cowrie shells) tercatat telah dijadikan alat tukar sejak tahun 1200 sebelum masehi. Cangkang digunakan karena ukurannya kecil, mudah disimpan, dan tidak mudah hancur.
Penduduk asli Amerika memiliki wampum, yaitu semacam sabuk manik-manik kulit kerang yang dirangkai dengan pola khusus untuk menyimbolkan nilai transaksi. Selain cangkang kerang, ada juga masyarakat yang menggunakan uang dari gigi paus seperti di Fiji, atau lempengan batu kapur di Pulau Yap (Mikronesia).
Masyarakat Mesopotamia adalah yang pertama membuat koin dengan nilai tukar spesial khusus untuk transaksi, disebut shekel. Akan tetapi, Kerajaan Lydia (sekarang di Turki) adalah yang pertama membuat koin dengan regulasi khusus pada abad ketujuh sebelum masehi. Koin mulanya dibuat dengan logal campuran dan berbentuk lonjong kecil-kecil mirip kacang. Barulah pada abad keenam sebelum masehi, koin perak dan emas mulai bermunculan.
Baca Juga: Kenalan dengan Berbagai Jenis Uang di Indonesia dan Fungsinya
Sejarah Uang Kertas di Dunia
Bagaimana dengan uang kertas?
Sejarah uang di dunia tidak lepas dari bangsa Tiongkok yang mempopulerkan uang berbentuk lembaran kulit hewan. Uang jenis ini kemungkinan muncul pada era Dinasti Tang. Uang ini adalah semacam dokumen perjanjian saat sejumlah uang wajib ditukar dengan emas atau perak dalam jumlah tertentu. Kehadiran uang tersebut makin memudahkan perdagangan internasional karena uang ini lebih mudah dibawa ke mana-mana dan aman. Konsep pertukaran ini juga merupakan salah satu pendorong kehadiran bank.
Uang kertas “sejati” muncul pada era Dinasti Song, yaitu sekitar abad ke-11. Uang kertas diciptakan untuk mengantisipasi kelangkaan logam serta kulit hewan. Walau bentuknya berbeda, fungsi uang kertas ini masih sama, yaitu untuk ditukar dengan sejumlah benda berharga. Dokumen tukar berbentuk lembaran ini juga kemudian muncul di Eropa pada abad ke-12.
Bank of England menjadi bank pertama yang mengeluarkan uang kertas secara permanen. Pada tahun 1694, bank tersebut mengeluarkan uang kertas sebagai bagian dari upaya perang melawan Prancis (uangnya bahkan ada yang ditulis tangan!). Akan tetapi, uang kertas dengan desain “standar” pada tahun 1745, dengan pecahan tetap mulai dari 20 hingga 1.000 poundsterling. Uang ini masih membutuhkan tanda tangan pemiliknya untuk transaksi, tetapi praktik ini berhenti pada tahun 1885.
Kehadiran uang kertas awalnya menimbulkan risiko, yaitu berbagai negara yang menetapkan nilai tukar uang sesuka mereka. Hal ini mendorong Inggris untuk menciptakan Standar Emas (Gold Standard) pada tahun 1821, yaitu konsep nilai uang kertas yang bergantung pada nilai emas. Inggris mampu menerapkan hal ini karena kedudukannya sebagai raksasa keuangan maupun wilayah koloninya yang luas sehingga uang mereka bisa beredar dengan cepat.
Berbagai negara seperti Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat yang baru berdiri akhirnya ikut mengadopsi Standar Emas. Akan tetapi, standar ini terbukti tidak mampu mengatasi krisis finansial seperti Depresi Besar di Amerika Serikat. Akhirnya, pada 1971, Presiden Richard Nixon menetapkan bahwa uang dolar AS tidak akan lagi mengikuti standar emas. Sejak saat itu, semua mata uang di berbagai negara bisa berfluktuasi, tergantung nilai tukar dan kondisi pasar.
Bagaimana dengan Indonesia?
Sejarah uang di Indonesia juga mirip dengan sejarah uang dunia. Sebelum era kolonial Belanda, uang di Indonesia terdiri dari koin manik-manik, logam seperti tembaga, hingga emas dan perak. Setelah VOC berdiri dan memiliki bank seperti Bank Van Leening dan De Bank Courat, uang Gulden kertas dan perak beredar.
Ketika Jepang datang, masyarakat diwajibkan menggunakan gunpyo (uang militer). Ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia Kedua dan Indonesia menyatakan kemerdekaan, Belanda sempat kembali dengan membonceng tentara sekutu dan melarang uang Jepang, menggantinya dengan uang NICA. Akan tetapi, uang ini tidak bertahan lama karena pemerintah Indonesia melarang penggunaannya demi memberi tempat bagi uang Indonesia.
Sejarah uang Indonesia akhirnya benar-benar dimulai ketika Bank Sentral Indonesia merilis Oeang Republik Indonesia (ORI) pada 1946. Nilai uangnya dibuat berdasarkan Standar Emas, yaitu 0,5 gram emas untuk 1 rupiah. Akan tetapi, berbagai daerah di Indonesia juga membuat mata uang sendiri. Setelah mengalami beragam pergantian uang, pemerintah akhirnya memangkas jumlah mereka dan merilis uang rupiah pertama (pecahan 5 rupiah), baik lewat Kementerian Keuangan maupun Bank Indonesia yang berdiri pada 1953.
Baca Juga: Persiapkan Masa Depan dengan Tips Menabung untuk Pemula Berikut
Ingin tahu lebih jauh setelah belajar sejarah uang? Yuk, baca rangkuman buku The Psychology of Money yang akan membuatmu memandang uang dengan cara berbeda! Dengarkan di Noice, rumah konten audio Indonesia yang berisi berbagai rangkuman buku menarik lewat seri NoiceBook, mulai dari pengembangan diri, finansial, fiksi dunia, hingga kesehatan fisik dan jiwa.
Di Noice, kamu juga bisa menikmati konten audio dengan beragam tema, misalnya gaya hidup, keluarga, romansa, berita terkini, komedi, horor, hingga bisnis dan keuangan. Yuk, unduh Noice di Play Store atau AppStore sekarang juga untuk belajar berbagai ilmu menarik lainnya!
Ide Pokok “The Psychology of Money”