Rangkuman Buku Thinking, Fast and Slow – Membuat keputusan adalah bagian dari kehidupan. Sederhananya, perubahan hidup akan terjadi kalau kita mengambil keputusan di setiap langkah. Hanya saja, banyak orang dari generasi muda, bahkan yang beranjak dewasa, masih belum menguasai seni pengambilan keputusan. Mereka justru takut dengan perubahan dan tidak ingin berkontemplasi dengan hal-hal yang tidak biasa mereka lakukan.
Kamu pasti tidak ingin seperti mereka, kan? Oleh karena itu, pelajarilah seni pembuatan keputusan lewat rangkuman buku Thinking, Fast and Slow. Buku ini diterbitkan pada 2011 dan ditulis oleh Daniel Kahneman, seorang ahli psikologi perilaku yang pernah memenangkan Penghargaan Nobel. Thinking, Fast and Slow membahas tentang dua sistem kognitif manusia yang membentuk cara berpikir dan bias kognitif yang membimbing kita dalam membuat keputusan sehari-sehari.
Penasaran? Yuk, baca rangkuman berikut!
1. Pilih sikap spontan atau penuh pertimbangan sesuai sikon
Rangkuman buku Thinking, Fast and Slow memperkenalkan dua sistem kognitif manusia, yaitu Sistem 1 dan Sistem 2. Perbedaannya? Sistem 1 selalu bertindak spontan dan mengandalkan intuisi, sedangkan Sistem 2 cenderung berhati-hati, detail, dan suka mempertimbangkan segala hal. Kedua sistem ini membimbing kita dalam berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan.
Sebagai contoh, kamu sedang fokus bekerja, tetapi tiba-tiba mendengar suara keras dari benda yang terjatuh. Apa yang kamu lakukan? Tanpa bertanya-tanya, kemungkinan besar kamu akan menoleh ke arah sumber suara itu, kan? Begitulah cara kerja Sistem 1.
Contoh berikutnya, kamu sedang pergi ke taman bermain bersama sahabat. Namun, di tengah-tengah keramaian, tiba-tiba kamu berpisah dengannya. Untuk menemukan sahabatmu, kamu biasanya akan mengingat-ingat ciri-cirinya, seperti gaya rambut, pakaian, tinggi badan, atau warna kulit si sahabat. Inilah Sistem 2, sistem yang membuatmu bisa mempertimbangkan sesuatu secara matang dan mengalihkanmu dari gangguan di sekitar.
Jadi, sesuai sikon yang kamu hadapi, pilihlah antara Sistem 1 atau Sistem 2!
2. Jangan malas berpikir!
Rangkuman buku ini juga menyarankanmu untuk tidak malas berpikir saat mengambil keputusan. Pasalnya, perilaku ini hanya akan membawa masalah dalam hidup. Belum lagi, dalam Thinking, Fast and Slow, malas berpikir bisa membuat empatimu terkikis, lho!
3. Buatlah kesimpulan dari berbagai sisi
Dalam rangkuman buku Thinking, Fast and Slow, manusia dijelaskan sebagai sosok yang suka mengambil kesimpulan dari kesan pertama. Contohnya, kamu baru saja berkenalan dengan seorang cewek bernama Riana. Riana sangat asyik diajak mengobrol berbagai topik dan penuh dengan humor.
Beberapa hari kemudian, kamu melihat pengumuman acara bakti sosial di kampus. Tiba-tiba, terlintas Riana di benakmu, padahal yang kamu ketahui tentangnya hanya dua sifat: asyik dan suka melontarkan humor. Artinya, kalau kamu suka salah satu dari sifat Riana, muncul asumsi bahwa sifat-sifat lainnya akan kamu sukai juga—walau belum diketahui. Jangan terbiasa mengambil kesimpulan seperti ini, ya!
Kamu juga harus berhati-hati dengan bias konfirmasi. Hal ini terjadi saat kamu percaya dengan kualitas seseorang atau sesuatu, lalu mencari bukti-bukti yang mendukungnya sekaligus mengabaikan bukti-bukti yang tidak sesuai. Jika terus mempertahankan sikap ini, kamu akan cenderung melakukan kesalahan-kesalahan saat mengambil keputusan.
Baca Juga: Rangkuman Buku 1984: 7 Poin Inti yang Perlu Kamu Ketahui
Ide Pokok
“Thinking, Fast and Slow”
4. Fokuslah saat mengambil keputusan agar meminimalkan kesalahan
Pernahkah kamu tidak fokus saat mengambil keputusan? Rangkuman buku ini menunjukkan bahwa fokus bisa menghindarkanmu dari kesalahan. Bagaimana caranya? Kendalikan energi otak dengan pengaktifan Sistem 1 dan Sistem 2! Sistem 1 lebih kreatif dan intuitif, tetapi rentan dengan kesalahan. Sebaliknya, Sistem 2 cenderung kaku, tetapi memiliki potensi kesalahan yang lebih kecil.
Sebagai contoh, kamu ingin berkreativitas dan mencari ide-ide segar. Aktifkan Sistem 1 dengan mengulang-ulang perintah dalam pikiranmu. Pengulangan perintah ini akan membuat ingatan lebih kuat dan pikiran bisa bereaksi lebih positif.
Sementara itu, saat mengerjakan soal yang sulit, aktifkan Sistem 2 dengan cara menuliskan kembali soal itu dengan tulisan yang sangat jelek. Tips ini berguna untuk meningkatkan energi otak sehingga kamu tidak mudah menyerah dalam mengerjakan soal.
5. Gunakan heuristik hanya ketika diperlukan
Berikutnya, rangkuman buku Thinking, Fast and Slow mengarahkanmu tentang penggunaan heuristik. Apa itu heuristik?
Kadang-kadang, kamu bisa saja berhadapan dengan sikon yang menuntut untuk berpikir cepat. Saat menghadapi sikon ini, pikiranmu dipengaruhi oleh heuristik, yaitu jalan pintas untuk memahami sesuatu dalam waktu singkat. Heuristik sah-sah saja dalam pengambilan keputusan, tetapi akan menciptakan problem kalau tidak digunakan dengan bijak.
6. Pertimbangkan berdasarkan pengalaman di masa lalu
Rangkuman buku Thinking, Fast and Slow membuatmu menyadari pentingnya pengalaman di masa lalu. Sebagai contoh, kamu hendak berlibur ke pantai di musim panas dengan memakai baju tipis. Sebelum pergi, kamu sudah melihat ramalan cuaca bahwa hawa di pantai akan lebih dingin dari biasanya. Meski begitu, peringatan itu tidak kamu gubris karena lebih percaya bahwa musim panas sudah pasti panas. Alhasil, kamu malah kedinginan sesampainya di sana.
Untuk menghindari hal ini, lakukanlah tindakan antisipasi. Jika suatu saat pergi ke pantai lagi, sah-sah saja memakai pakaian tipis. Namun, mengingat pengalaman sebelumnya, sebaiknya bawalah jaket atau selendang untuk menghangatkan diri saat cuaca dingin.
7. Buatlah keputusan berdasar angka dasar
Keputusan ternyata gampang dibuat dengan angka dasar, lo. Caranya? Lihat berapa persen potensi dari dua hal yang akan terjadi. Jika hal pertama memiliki persen yang lebih besar, kemungkinan hal itulah yang bakal benar-benar kejadian.
Baca Juga: Rangkuman Buku Blink: Kemampuan Berpikir Tanpa Berpikir by Malcolm Gladwell
Menarik, kan? Rangkuman buku Thinking, Fast and Slow kali ini cocok untuk kamu yang ingin mengetahui cara dan alasan manusia dalam mengambil keputusan. Studi-studi yang disuguhkan di dalamnya sangat berbobot, apalagi teori Kahneman sesuai dengan hampir semua perilaku manusia yang kita kenal.
Untuk mengulik buku ini lebih lanjut, kamu bisa dengar audiobook “Thinking, Fast and Slow” di Noice. Rumah konten audio Indonesia ini tersedia dalam bentuk web player atau aplikasi yang dapat diunduh di PlayStore dan AppStore. Berkat Noice, kamu bisa menyimak Thinking, Fast and Slow sambil mengerjakan aktivitas sehari-hari!
Ide Pokok
“Thinking, Fast and Slow”