Perubahan Iklim – Dunia yang kita tinggali memang akan selalu berubah. Selain perubahan yang bersifat positif, ada juga perubahan lain yang kerap membuat kita merasa cemas: perubahan iklim atau climate change.
Perubahan iklim adalah kondisi yang secara umum akan mengancam kehidupan manusia dengan berbagai hal. Sebut saja, air dan makanan yang makin langka, intensitas dan volume banjir yang makin bertambah, cuaca panas ekstrem yang menyiksa, hingga munculnya beragam penyakit dan berbagai hal yang menyebabkan kerugian ekonomi.
Saking suramnya, Badan Kesehatan Dunia WHO menyebut bahwa perubahan iklim adalah ancaman terbesar bagi kesehatan umat manusia di abad ke-21. Apa sebenarnya climate change itu? Apa penyebab dan bagaimana dampaknya bagi kehidupan? Simak lebih lanjut penjelasan berikut ini!
Tentang Perubahan Iklim
Dilansir dari situs resmi PBB, perubahan iklim atau climate change mengacu pada perubahan jangka panjang yang terjadi pada suhu dan pola cuaca di bumi. Perubahan ini sebagian besar bersifat alami seperti adanya variasi dalam siklus matahari. Namun, sejak tahun 1800-an, ada banyak kegiatan manusia yang juga turut berperan dalam perubahan iklim. Salah satunya adalah polusi dan pembakaran bahan bakar seperti minyak, gas, dan fosil batu bara.
Pembakaran bahan bakar fosil ini menghasilkan emisi gas yang disebut dengan rumah kaca. Seperti rumah kaca, lapisan gas inilah yang membungkus bumi dan menjebak suhu panas matahari tetap berada di dalam atmosfer sehingga suhu menjadi makin panas.
Penyebab Perubahan Iklim
Sejak pertama kali terbentuk kurang lebih 4,5 miliar tahun silam, iklim di bumi telah mengalami beragam perubahan. Sampai saat ini, faktor alam menjadi penyebab utamanya. Pengaruh alam terhadap iklim di bumi meliputi letusan gunung berapi, perubahan orbit bumi, hingga perubahan lempeng tektonik bumi (dikenal juga sebagai kerak bumi).
Selama satu juta tahun terakhir, bumi telah melalui serangkaian zaman es, mulai dari periode glasial (periode dingin) dan periode interglasial (periode hangat). Siklus periode glasial dan interglasial biasanya berlangsung setiap 100.000 tahun dan ini disebabkan oleh perubahan orbit bumi mengelilingi matahari. Selama beberapa ribu tahun terakhir, kita berada dalam fase interglasial dengan suhu relatif konstan.
Namun, sejak Revolusi industri yang terjadi pada tahun 1800-an, suhu global mengalami peningkatan di level yang makin cepat. Pembakaran bahan bakar fosil serta perubahan cara manusia dalam menggunakan lahan dan beragam aktivitas manusia menjadi penyebab utama perubahan iklim yang kita alami saat ini.
Baca Juga: Tentang Efek Rumah Kaca, Penyebab, dan Dampaknya bagi Kehidupan Manusia
Efek dan Dampak Perubahan Iklim bagi Kehidupan
Tidak hanya manusia, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang ada di muka bumi juga mengalami dampak buruk dari perubahan iklim. Beberapa di antaranya adalah:
1. Suhu yang Makin Panas
Krisis iklim telah menyebabkan peningkatan suhu rata-rata global dan peningkatan suhu ekstrem yang makin sering terjadi. Kenaikan temperatur menyebabkan peningkatan angka kematian, penurunan produktivitas, hingga kerusakan infrastruktur. Populasi yang paling rentan seperti orang tua, bayi, dan anak-anak akan terkena dampak paling parah.
Suhu yang terus meningkat juga diprediksi akan menyebabkan pergeseran distribusi zona iklim. Perubahan ini menyebabkan beragam spesies hewan dan tumbuhan yang tinggal di bawah tekanan akan hilang dari habitatnya, bahkan punah dari muka bumi.
2. Kekeringan dan Kebakaran
Perubahan iklim akan membuat berbagai daerah di berbagai belahan dunia mengalami kekeringan yang lebih parah, sering dan panjang. Kekeringan atau kemarau umumnya hanya terjadi selama waktu-waktu tertentu dan biasanya bisa diprediksi. Namun, karena perubahan iklim, ini akan menjadi sulit diprediksi dan ditangani.
Peningkatan suhu juga menjadi pemicu kebakaran hutan yang terjadi di beberapa negara di dunia. Tidak hanya di Australia, kebakaran hutan karena suhu ekstrem juga belakangan terjadi di Eropa.
3. Ketersediaan Air Bersih
Karena cuaca yang makin panas, pola hujan mengalami perubahan, gletser mencair, penguapan meningkat, dan permukaan laut akan naik. Ini semua adalah faktor yang akan memengaruhi ketersediaan air bersih.
Kekeringan yang lebih sering dan parah juga diperkirakan akan membuat kualitas air menurun. Kondisi ini memicu pertumbuhan alga dan bakteri beracun yang akan makin memperparah masalah kelangkaan air. Sebagian besar masalah ini disebabkan oleh kegiatan manusia.
4. Banjir yang Makin Parah
Tak hanya kekeringan, perubahan iklim juga diperkirakan akan mengakibatkan naiknya curah hujan di berbagai daerah. Tingginya curah hujan yang turun dalam dalam waktu yang lama akan menyebabkan banjir fluvial (berasal dari sungai). Sementara itu, curah hujan deras yang singkat dan intens dapat menyebabkan banjir pluvial, yakni ketika curah hujan yang ekstrem dapat memicu banjir meski tidak ada badan air yang meluap.
Selain beberapa contoh di atas, masih banyak lagi dampak negatif yang mungkin akan kita hadapi jika kita tidak melakukan langkah pencegahan nyata.
Upaya Menghadapi Perubahan Iklim
Sebagai faktor penyebab perubahan iklim, tidak ada yang bisa melakukan upaya nyata untuk mencegahnya selain manusia itu sendiri. Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi perubahan iklim yang makin mengkhawatirkan ini. Apa saja?
1. Speak Up!
Ini adalah cara paling mudah yang bisa kita lakukan dalam menghadapi perubahan iklim. Bicarakan masalah ini dengan orang-orang di sekitarmu. Keluargamu, teman-temanmu, dan kalau perlu pada orang-orang yang memiliki wewenang. Meski mungkin tidak akan langsung menunjukkan hasil, ini adalah langkah nyata yang layak dilakukan.
2. Gunakan Energi yang Bisa Diperbarui
Menggunakan sumber energi yang bisa diperbarui seperti energi listrik tenaga surya bisa membantu mengurangi emisi yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.
3. Kurangi Pemborosan Air
Menghemat air juga bisa mengurangi polusi karbon. Sebab untuk memompa, memanaskan dan mengolah air, kita membutuhkan banyak energi. Karena itu, matikanlah keran saat kamu menyikat gigi dan hindari membuang-buang air untuk sesuatu yang tidak perlu.
4. Konsumsi Makanan dengan Cara yang Efisien
Ada banyak energi yang kita gunakan untuk menanam, memproses, mengemas, hingga mengirimkan makanan. Namun, tidak sedikit makanan yang berakhir di tempat sampah. Karena itu, mulailah lebih bijak dalam mengonsumsi makanan. Belilah makanan dalam jumlah yang sanggup kamu konsumsi. Dengan begitu, sampah makanan tidak memenuhi tempat pembuangan akhir dan menjadi sumber metana yang berbahaya.
Baca Juga: Apa Perbedaan Warna Primer dan Warna Sekunder? Cari Tahu di Sini!
Mau cari tahu lebih jauh tentang perubahan iklim? Kamu bisa mendengarkan audiobook berjudul Collapse oleh Jared Diamond via Noice. Agar bisa memaksimalkan semua fitur yang ada, unduh dulu aplikasi Noice rumah konten audio Indonesia di Play Store atau App Store.