Kontroversi sepak bola Indonesia – Dunia sepak bola Indonesia tak pernah sepi dari yang namanya kontroversi. Bahkan bisa dibilang kontroversi sepakbola di Tanah Air mencakup seluruh elemen, baik yang terjadi di lapangan hingga di ranah federasi. Berikut kami rangkum tujuh skandal sepak bola Indonesia yang paling mencuri perhatian sepanjang masa.
Baca juga: Pemain Bola Naturalisasi Indonesia yang Jadi Andalan Timnas
Daftar Kontroversi Sepak Bola Indonesia
1. Piala Tiger 1998: Indonesia vs Thailand
Dua dekade yang lalu, sepak bola kita pernah menorehkan sejarah yang memalukan di kancah internasional. Lebih tepatnya pada laga Indonesia vs Thailand di ajang Piala Tiger 1998 yang kini menjadi Piala AFF.
Kala itu, Skuat Garuda tak ingin keluar menjadi juara Grup A. Alasannya karena ingin menghindari tim Vietnam selaku tuan rumah pada babak semifinal. Mursyid Effendi yang bertindak sebagai bek, sengaja menendang bola ke gawang sendiri saat skor imbang 2-2. Tim Indonesia pun akhirnya kalah dari tim Gajah Putih dengan skor 2-3.
Bek yang besar di Persebaya Surabaya tersebut mendapat hukuman dengan tidak boleh tampil di ajang internasional seumur hidup. Kontroversi sepakbola ini juga membuat Indonesia harus membayar denda kepada FIFA sebesar 40 ribu USD.
2. Mafia Wasit Liga Indonesia 1998
Rakernas PSSI 1998 sempat dihebohkan dengan pernyataan Endang Sobarna selaku Manajer Persikab Bandung tentang adanya wasit kotor di Liga Indonesia. Azwar Anas yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum PSSI langsung membentuk Satgas Anti Mafia Bola untuk mengusut dugaan tersebut.
Usai ditelusuri, nama Jafar Umar selaku Wakil Ketua Komisi Wasit PSSI pun ikut terseret. Tak hanya itu, 40 wasit lainnya pun juga menjadi terdakwa dalam kasus match fixing atau pengaturan skor. Di antaranya adalah Halik Jiro, R. Pracoyo, dan Khairul Agil.
PSSI pun menjatuhi Jafar Umar hukuman berat berupa larangan untuk terlibat di ajang sepak bola nasional seumur hidup. Sebelum berpulang pada 2012, Jafar Umar sempat buka suara soal skandal yang ikut mewarnai daftar kontroversi dunia sepak bola Indonesia ini. Ia mengklaim dirinya hanya menjadi kambing hitam para petinggi PSSI.
3. Sepak Bola Gajah 2014: PSS vs PSIS
Akhir 2014, atau tepatnya pada tanggal 26 Oktober, terjadi insiden kotor yang menambah boroknya sepak bola dalam negeri. Kala itu, PSS Sleman bertemu PSIS Semarang dalam babak delapan besar di ajang Divisi Utama Liga Indonesia 2014.
PSS keluar sebagai pemenang dengan skor 3-2. Hanya saja, ada yang mengganjal dari pertandingan tersebut. Pasalnya, semua gol tersebut dicetak melalui gol bunuh diri. Baik PSS maupun PSIS sama-sama tak ingin keluar sebagai pemenang dengan alasan ingin menghindari laga melawan Borneo FC.
Sepak bola gajah yang berlangsung di Kota Gudeg ini tak hanya masuk dalam daftar kontroversi dunia sepak bola Tanah Air. Namun, peristiwa itu juga ikut menambah citra buruk persepakbolaan dalam negeri di mata FIFA. Akibat skandal tersebut, Indonesia tak boleh mengikuti kompetisi di Asia dan dilarang menggelar liga sepak bola pada 2015/2016.
4. Surat Kaleng Final Piala AFF 2010
Pecinta sepak bola Tanah Air tentu tak akan lupa dengan skandal yang mewarnai kompetisi Piala AFF 2010. Tim Garuda yang kala itu menguasai klasemen sejak awal justru keluar sebagai runner-up saat melawan Malaysia dengan skor 2-4.
Kontroversi kemudian mencuat seiring tersebarnya surat kaleng di berbagai media massa. Dua petinggi PSSI diduga menjadi oknum yang menjual pertandingan leg pertama pada final Piala AFF 2010. Pemberitaan ini muncul menyusul aduan Eli Cohen (agen rahasia Mossad) kepada Presiden SBY melalui surat elektronik.
Surat elektronik yang diberi subjek “Mohon Penyelidikan Skandal Suap Saat Piala AFF di Malaysia” itu juga dikirimkan kepada Menpora, Ketua KONI, Ketua KPK, dan Ketua DPR. Melalui suratnya, Eli Cohen juga menuding sejumlah petinggi PSSI yang meraup keuntungan dari kontroversi sepakbola tersebut.
5. Dugaan Match-fixing Sea Games 2015
Satu lagi skandal yang menambah citra buruk persepakbolaan Tanah Air, yakni kasus match-fixing atau pengaturan skor pada perhelatan SEA Games 2015 yang dilakukan oleh Nasiruddin selaku wasit asal Indonesia kala itu.
Kasus yang menjerat mantan wasit kenamaan Indonesia tersebut terjadi dalam laga Malaysia melawan Timor Leste. Ia bersekongkol dengan dua oknum lainnya untuk menyuap Orlando Marques Henriques Mendes selaku Direktur Teknik Timor Leste agar kalah dari tim Malaysia.
Nama Nasiruddin langsung menjadi sorotan di berbagai media Tanah Air dan ASEAN. Tak butuh waktu lama bagi Biro Investigasi Praktik Korupsi Singapura untuk mengungkap nama di balik kontroversi sepakbola tersebut. Akibat dari tindakannya itu, Nasiruddin dijatuhi hukuman tahanan selama 30 bulan oleh pengadilan Singapura.
6. Dualisme Liga Indonesia
Djohar Arifin, mantan ketua PSSI periode 2011-2015, pernah melakukan perombakan sistem kompetisi sepak bola Indonesia. Kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang merupakan peninggalan Nurdin Halid diganti menjadi Indonesia Premier League (IPL).
Keputusan tersebut mengakibatkan klub-klub yang bergabung dengan PSSI terpecah belah. Sebagian besar tetap memilih untuk berkompetisi di ISL hingga menyebabkan terjadinya dualisme kompetisi. Klub-klub dengan nama yang sama pun tiba-tiba tampil di kompetisi yang berbeda. Semenjak kepemimpinan Djohar Arifin, kepengurusan PSSI makin tidak solid.
Kala itu, muncul Komite Eksekutif yang diketuai oleh La Nyalla Mattalitti untuk terus memberi dukungan ke semua klub ISL. Sayangnya, klub-klub ISL justru tak diakui AFC dan FIFA. Kasus dualisme kompetisi yang ikut menambah daftar kontroversi dunia sepak bola Indonesia ini bahkan mengakibatkan PSSI dibekukan oleh FIFA sejak 2015.
7. Dokter Gadungan PSS Sleman
Tahun 2021 tak hanya menjadi tahun kebangkitan kompetisi sepak bola Indonesia setelah mati suri akibat pandemi. Namun, tahun itu juga menjadi momen yang diwarnai dengan berbagai kontroversi. Di antaranya adalah skandal dokter gadungan dari PSS Sleman di Liga 1.
Melansir Kompas.com, Elwizan Aminudin yang kala itu bertindak sebagai dokter untuk Skuad Sleman kedapatan tak memiliki sertifikat yang umumnya dimiliki oleh dokter. Kabar tersebut pertama kali muncul dari cuitan Dr. Muhammad Iqbal Amin di Twitter. Padahal, ia pernah bekerja untuk klub lain di Liga 1, bahkan pernah menjadi dokter Timnas U16.
Setelah kasus tersebut ramai diperbincangkan, Andy Wardhana selaku Dirut PSS Sleman mengungkapkan bahwa Elwizan Aminuddin langsung mengundurkan diri secara lisan pada awal Desember 2021. Hingga saat ini, yang bersangkutan belum bisa ditemukan dan masih menjadi buron oleh Polres Sleman.
Baca juga: Daftar Pelatih Timnas Indonesia Terbaik
Nah, itu tadi sejumlah insiden kotor yang mewarnai kancah persepakbolaan Indonesia. Ingin tahu kontroversi sepakbola lainnya? Kamu bisa dengerin podcast BoBa (Bola Banget) dengan Jerry Arvino dan Afif Xavi lewat platform Noice. Aplikasi konten audio lokal ini bisa kamu akses secara gratis via smartphone. Yuk, unduh aplikasinya sekarang juga di PlayStore atau AppStore buat dengerin konten bola lainnya.