Trauma Masa Kecil – Tahukah kamu kalau trauma masa kecil bisa berdampak pada kehidupan dewasa? Hal ini bisa terjadi jika kamu tidak pernah mendapat terapi atau bentuk pertolongan lain untuk membantumu menanganinya. Trauma bisa terjadi akibat berbagai hal, mulai dari hubungan orang tua yang tidak harmonis, tragedi, hingga kekerasan. Tergantung tingkatannya, ada trauma yang begitu besar sehingga tidak sepenuhnya hilang.
Bagaimana jadinya jika trauma dari masa kecil tidak ditangani? Hal ini bisa berdampak pada berbagai hal seperti kesulitan menjalin hubungan sehat, baik secara romantis maupun platonik. Jika kamu berumah tangga, kamu berisiko melampiaskan trauma tersebut ke pasangan dan bahkan anak sehingga mempengaruhi satu generasi.
Mengenali ciri-ciri trauma masa kecil penting agar kamu bisa segera mencari pertolongan profesional yang tepat. Inilah beberapa tanda yang patut menjadi perhatian.
Baca juga: Hati-hati, Ciri & Tanda Toxic Parenting yang Tidak Banyak Disadari
Ciri Trauma Masa Kecil
1. Menunjukkan Reaksi Keras terhadap Orang Tertentu
Jika sumber traumamu datang dari orang tua atau pihak lain dalam keluarga, kamu mungkin jadi bereaksi keras terhadap orang lain yang mirip, bahkan saat dewasa. Misalnya, jika kamu sering dibentak, kamu mungkin menghindari orang yang gaya bicaranya cenderung tegas atau bersuara nyaring (padahal orang tersebut tidak bermaksud jahat). Atau, kamu mungkin tanpa sadar menghindari orang yang sosoknya mirip dengan si sumber trauma.
2. Reaksi Tidak Sehat terhadap Situasi Sulit
Trauma masa kecil biasanya mempengaruhi caramu bereaksi terhadap situasi sulit atau hambatan. Hal ini karena kamu belum pernah benar-benar belajar cara mengelola emosi atau tumbuh dengan mempelajari contoh negatif dari anggota keluarga. Akhirnya, ketika tumbuh dewasa, kamu kesulitan menanggapi situasi sulit seperti orang dewasa lain.
Contohnya, ketika orang dewasa menghadapi konflik dengan teman, mereka biasanya mengatasinya dengan strategi seperti berdiskusi atau berkompromi. Sebaliknya, trauma masa kecil mungkin mendorongmu untuk mengambil sikap menghindar (avoidance), menolak mengaku salah, atau malah meminta maaf padahal kamu tidak salah. Semuanya bisa jadi merupakan reaksi dari trauma dan rasa tidak aman yang menempel sejak kecil.
3. Menunjukkan Perilaku Kekanak-kanakan Saat Stres
Stres adalah sesuatu yang normal dan bahkan dibutuhkan dalam kadar tertentu. Orang dewasa yang kesehatan mentalnya stabil biasanya mampu mengatasi stres dengan strategi matang. Sebaliknya, trauma masa kecil bisa mendorongmu menunjukkan perilaku kekanak-kanakan ketika menghadapi stres. Hal ini kemungkinan karena hilangnya rasa aman yang seharusnya dimiliki setiap anak ketika tumbuh.
Contoh perilaku kekanak-kanakan saat stres bisa beragam, misalnya cenderung merajuk, melampiaskan amarah atau emosi negatif ke orang lain, dan menolak untuk mencari atau melakukan solusi. Ada juga kecenderungan untuk menyalahkan pihak lain dan menolak untuk melakukan introspeksi jika ada perilaku negatif yang menyebabkan stres semakin parah.
4. Gelisah Saat Berada di Ruang atau Dekat Objek Tertentu
Sama seperti trauma lainnya, ciri trauma masa kecil bisa jadi ditandai dengan kegelisahan, ketakutan, atau reaksi negatif lainnya ketika berada di dekat pemicu. Jika traumanya cukup parah, membekas dalam, dan tidak ditangani secara maksimal, kamu bisa mengembangkan reaksi negatif terhadap ruang atau objek yang berhubungan dengan sumbernya.
Sebagai ilustrasi, anak yang sering dikunci di kamar mandi atau gudang mungkin mengembangkan ketakutan akan ruang tertutup atau kegelapan saat dewasa. Anak yang sering dipukul dengan objek tertentu mungkin akan menghindarinya saat dewasa, bahkan tanpa sadar.
5. Sulit Mengembangkan Hubungan yang Sehat
Tahukah kamu salah satu tanda umum trauma? Hilangnya rasa aman dan percaya terhadap orang lain. Jika hal ini tidak dikelola atau ditangani, kamu bisa menghadapi kesulitan saat berusaha menjalin hubungan sehat dengan orang lain. Hubungan tersebut bukan hanya soal percintaan romantis, tetapi juga persahabatan atau rekan kerja erat.
Contohnya, trauma mungkin membuatmu menjadi orang yang cemburuan dan cenderung posesif. Trauma juga bisa menciptakan rasa rendah diri, sesuatu yang seharusnya diperbaiki jika kamu ingin menjalani hubungan yang sehat.
6. Melampiaskan Trauma ke Orang Terdekat
Mengapa trauma masa kecil sering berkembang menjadi trauma antargenerasi? Hal ini karena orang dewasa yang mengalami trauma dari masa kanak-kanak tidak mengatasi masalah tersebut. Akibatnya, dampak trauma tersebut membuat orang dewasa tidak mampu sepenuhnya memberikan pengalaman serta lingkungan sehat bagi anggota keluarga mereka di kemudian hari.
Salah satu contoh umumnya adalah orang dewasa yang memendam kemarahan akibat perlakuan traumatis di masa lalu. Jika tidak dikelola, orang dewasa tersebut akan menjadi orang tua yang cepat marah, bahkan berperilaku abusif terhadap anak ketika sudah berkeluarga.
7. Sulit Mengendalikan Gelombang Emosi
Kemampuan mengendalikan emosi adalah salah satu tanda kematangan individu dewasa. Jika kamu mengalami trauma yang belum pernah dikelola dan ditangani, kamu mungkin kesulitan dalam mengendalikan emosi. Hal ini bisa berujung pada mood swing atau pelampiasan emosi yang bersifat negatif dan bahkan menyakiti orang lain.
Contohnya, kamu mungkin mudah merasa marah dan sedih bergantian. Kamu juga bisa marah secara meledak-ledak terhadap seseorang yang berbuat salah, bahkan jika kesalahan tersebut sebenarnya tidak besar.
Baca juga: Ciri-ciri dan Pertanda Kamu Sudah Siap Nikah
Ingin tahu cici-ciri trauma masa kecil lain yang kamu mungkin tidak tahu? Kunjungi saja podcast Happy Broken Family untuk mengetahui lebih banyak tentang cara mengenali dan mengelola trauma. Dibawakan secara santai tetapi mendalam dan tidak menghakimi, podcast ini cocok untuk siapa saja yang ingin memulihkan diri dari trauma yang membekas.
Kamu bisa menemukan podcast ini serta konten serupa lainnya di Noice. Rumah konten audio Indonesia ini menawarkan konten audio dan podcast berbagai tema, mulai dari gaya hidup, kabar terkini, cinta dan hubungan, agama, psikologi, hingga cerita horor. Cara mendapatkannya mudah, cukup unduh aplikasi Noice di Play Store dan AppStore. Kamu juga bisa mengunjungi halaman konten audio Indonesia ini lewat browser. Yuk, belajar mengenali ciri trauma masa kecil dan cara menanganinya. Unduh Noice sekarang dan mulailah menggali inspirasi dari kreator berpengalaman untuk membantumu di masa depan.