Menghadapi Pasangan Posesif – Pernah menonton film berjudul Posesif? Film ini berkisah tentang sepasang remaja yang tengah dimabuk asmara cinta pertama. Awalnya, Yudis (diperankan Adipati Dolken) sering memberikan kejutan melakukan hal-hal yang manis untuk Lala (diperankan Putri Marino). Namun, lambat laun perhatian Yudis menjadi berlebihan karena ia menuntut Lala hanya fokus pada dirinya. Yudis bahkan merasa amat cemburu pada semua laki-laki di sekitar Lala, tak terkecuali ayah dan sahabatnya.
Sikap Yudis yang menjurus ke arah posesif ini tentunya membuat Lala merasa terintimidasi. Sifat manipulatif Yudis pun menggiring Lala untuk menjalani hidup di bawah kontrolnya. Apakah kamu punya pasangan posesif seperti Yudis? Lakukan langkah ini agar pasanganmu paham arti posesif dalam hubungan dan bahayanya bagi kalian berdua.
Tips Menghadapi Pasangan Posesif
1. Perbaiki Pola Komunikasi
Cara menghilangkan sifat posesif yang pertama ialah memperbaiki pola komunikasi. Banyak hubungan yang berakhir tidak baik karena hal-hal sepele. Hal ini terjadi karena kesalahan dalam berkomunikasi sehingga terjadi kesalahpahaman dan masalah pun melebar ke mana-mana.
Ajaklah pasanganmu untuk berbicara dari hati ke hati. Sampaikan kepadanya bahwa kamu tidak nyaman dengan kecemburuan dan ketidakpercayaannya yang berlebih agar dia sadar akan arti posesif dalam hubungan. Dengan mengetahui bahwa kamu merasa tersiksa dengan sikap buruknya, barangkali ia akan mengubahnya perlahan-lahan.
Dengan memperbaiki pola komunikasi, kamu juga bisa mencari tahu apa penyebab ia bersikap seperti itu. Barangkali ia pernah mengalami trauma masa lalu. Perasaan tidak diterima, kehilangan, atau patah hati di masa lalu sangat mungkin membuatnya takut untuk kamu tinggalkan. Jika permasalahan mentalnya ini sudah pada tahap memprihatinkan, kamu bisa membantunya untuk menjalani konsultasi dengan tenaga ahli.
2. Buat Kesepakatan tentang Batas Privasi
Meskipun kalian sudah sepakat menjalani hubungan, bukan berarti kamu tidak punya kehidupan pribadi. Kamu tetap butuh waktu sendirian untuk melakukan berbagai hal dalam hidupmu, seperti kuliah, bekerja, menjalani hobi, bersosialisasi dengan teman-teman atau komunitas, dan tentu saja beristirahat. Hal ini perlu kamu tegaskan kepada pasanganmu.
Kamu bisa berkompromi dengan pasanganmu tentang waktu-waktu yang tidak memungkinkanmu untuk bisa membalas chat darinya sesegera mungkin, misalnya ketika kamu sedang bekerja atau belajar. Kamu hanya bisa menyediakan waktu beberapa jam sehari atau di hari libur untuk bersamanya.
Beberapa pasangan punya kesepakatan untuk berbagi akun media sosial dan boleh melihat ponsel masing-masing. Namun, jika kamu keberatan, kamu bisa menyampaikan kepadanya. Begitu juga kamu tidak boleh memaksa untuk mengecek ponsel dan meminta password akun media sosialnya sebagai bentuk penghormatan atas privasi masing-masing.
3. Buktikan bahwa Kamu dapat Dipercaya
Jika kamu sudah memahami bahwa pasanganmu sangat cemburu dan punya rasa kepercayaan yang rendah, kamu harus membuktikan bahwa dirimu dapat dipercaya. Berusahalah untuk selalu jujur padanya. Jangan membuat kebohongan kepadanya untuk menutupi kesalahanmu.
Untuk mengantisipasi kecemburuannya, kamu pun perlu mengevaluasi diri. Jangan-jangan kedekatanmu dengan beberapa teman laki-lakimu sudah melewati batas pertemanan. Kepada teman laki-lakimu, kamu juga perlu menyampaikan bahwa statusmu kini sudah berbeda sehingga ia bisa menghormati pasanganmu.
Baca juga: Tips PDKT Anti Merana buat Pria Jomlo
Eps 8: “Paling Najis Punya Pacar Posesif”
4. Lakukan Aktivitas yang Menyenangkan Bersama Pasangan
Barangkali sikap negatifnya muncul karena kalian sama-sama sibuk sehingga tidak ada waktu untuk menjalani aktivitas bersama. Oleh karena itu, kamu perlu meluangkan waktu di akhir pekan atau mengambil cuti untuk menghabiskan waktu bersama. Kalian bisa piknik, nonton film, berolahraga, makan, atau memasak bersama. Kalau kalian punya hobi yang sama, tentunya jadi lebih menyenangkan.
Dengan menjalani aktivitas yang menyenangkan berdua, dia akan merasa bahwa perhatianmu kepadanya tidak berkurang. Suasana santai juga akan membuat kalian lebih terbuka. Jangan-jangan selama ini ada masalah yang ia pendam. Setelah tahu tentang permasalahan yang mengganjal di hatinya, lebih mudah bagi kalian untuk mencari solusi.
5. Kenalkan Pasangan dengan Teman-Temanmu
Sesekali ajaklah pasanganmu untuk nongkrong bersama teman-temanmu. Kenalkan ia kepada teman-temanmu sehingga ia tahu dengan siapa saja kamu menghabiskan waktu jika tidak bersamanya. Jika ia tahu bahwa teman-temanmu baik dan lingkunganmu positif, barangkali sifat posesif akan berkurang dan tingkat kepercayaannya akan meningkat.
Bisa juga kamu mengajaknya ke tempatmu bekerja. Tunjukkan kepadanya tentang hal-hal yang kamu lakukan di pekerjaanmu. Dengan memahami kesibukanmu di tempat bekerja, mungkin dia akan percaya bahwa waktumu tersita banyak untuk pekerjaan. Ia pun akan maklum jika kamu sering kali lelah, butuh waktu untuk beristirahat, dan ingin sesekali me time.
6. Beri Jarak dan Ruang untuk Berpikir
Ketika konflik di antara kalian berdua makin meruncing, barangkali kalian butuh jarak dan ruang untuk berpikir. Dengan menghabiskan waktu masing-masing, kalian dapat merenungkan kembali sebenarnya apa yang terjadi pada kalian. Setelah itu, kalian dapat berpikir lebih jernih apakah hubungan kalian cukup berharga untuk dipertahankan.
7. Tunjukkan Ketegasan
Berbagai cara menghilangkan sifat posesif tersebut tidak akan berhasil jika kamu tidak menunjukkan ketegasan. Kamu perlu sedikit tega kepada pasanganmu demi kebaikan kalian bersama. Melihatnya merengek minta maaf atau memohon-mohon agar kamu tidak bersikap keras padanya, barangkali kamu merasa iba. Namun, sikap permisifmu bisa menjadi bumerang manakala dia tidak benar-benar berniat berubah. Ia akan mengulang lagi perilaku buruknya.
Di titik paling ekstrem, jika sifat posesif pada dirinya makin parah dan kamu merasa hubungan kalian sudah makin toksik, bersikaplah tegas untuk mengakhiri hubungan dengannya. Bagaimanapun juga dirimu sendiri amat berharga. Lebih baik kamu menjalani hidupmu sendiri dengan bahagia daripada menjalani hubungan yang tidak sehat.
Baca juga: Cara Ampuh Keluar dari Zona Friendzone yang Menyiksa
Pasangan yang posesif ini mungkin berusaha sekeras mungkin agar kamu tidak meninggalkannya. Namun, kamu bisa menggunakan berbagai alasan untuk menguatkan keputusanmu untuk putus. Apa saja alasannya? Oza Rangkuti, Adirizal Dito, dan Marshadia Muhammad ngobrolin dengan seru berbagai alasan untuk putus sekalipun tidak masuk akal lewat Podcast Sumbu Pendek.
Untuk mengetahui berbagai tips putus dari mereka, instal dulu aplikasi Noice, rumah konten audio Indonesia. Unduh aplikasi Noice di PlayStore atau AppStore dan dengarkan podcast Sumbu Pendek episode 40, Cari Cari Alesan Buat Putus Walaupun Gak Masuk Akal. Lalu, temukan berbagai alasan yang sesuai dengan kondisimu. Semoga kamu bisa segera menemukan solusi untuk menghadapi pasangan posesif.