Cara Mengatasi Insecure – Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah insecure dan insecurity. Namun, tahukah kamu apa itu insecurity? Insecurity adalah perasaan cemas, takut, malu, tidak percaya diri, tidak aman karena rendahnya penilaian terhadap diri sendiri. Hal ini terutama muncul ketika seseorang berada di ruang yang ramai dan berhadapan dengan orang lain yang menurutnya lebih tinggi.
Perasaan tersebut juga bisa muncul karena beberapa hal, misalnya karena kegagalan atau penolakan, kejadian traumatis, sikap perfeksionis, penilaian buruk, dan penghakiman dari orang-orang di sekitar. Perasaan ini jika terus kamu simpan akan membawa dampak negatif dalam hidupmu. Daripada terus-menerus insecure, mari kita coba untuk mengubahnya menjadi bersyukur dengan tips berikut.
Apa Itu Insecure?
Sebenarnya ada banyak ahli psikologi yang pernah mendefinisikan insecure. Salah satu contohnya ada Abraham Maslow, seorang psikolog asal Amerika Serikat, yang menyebut bahwa insecure merupakan sebuah keadaan ketika seseorang yang merasa tidak aman, sehingga mereka menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang mengancam dan berisi banyak manusia berbahaya dan egois. Kemudian ada pula definisi insecure dari American Psychology Association (APA) yang mengatakan bahwa insecure adalah perasaan yang tidak baik, seperti rasa kurang percaya diri serta ketidakmampuan untuk menghadapi suatu masalah.
Akibatnya, orang-orang yang insecure akan merasa dirinya terisolasi dan ditolak oleh masyarakat serta menjadi lebih pesimistis, cenderung neurotik, hingga tidak percaya diri. Kemudian hal tersebut akan berdampak pada produktivitasnya yang menurun karena enggan untuk berinteraksi secara sosial karena merasa insecure.
Penyebab Insecure
Setiap orang yang insecure memiliki alasannya sendiri mengenai alasan atau penyebab dari rasa insecure tersebut. Namun seorang psikolog bernama Melanie Greenberg, Ph.D menulis dalam bukunya terkait 3 penyebab umum yang membuat seseorang jadi merasa insecure, yaitu:
1. Kegagalan atau Penolakan yang Baru Terjadi
Berdasarkan pada sebuah penelitian tentang kebahagiaan, disebutkan bahwa 40% dari total kebahagiaan kita terdiri dari hal-hal yang baru saja terjadi. Hal tersebut secara tidak langsung mengindikasikan bahwa ketidakbahagiaan yang baru terjadi juga dapat memengaruhi self-esteem seseorang sehingga membuat kegagalan serta penolakan berdampak pada rasa percaya diri.
2. Kecemasan Sosial
Kurangnya percaya diri bisa disebabkan oleh kecemasan sosial yang biasanya terjadi ketika kita dihadapkan di tengah-tengah situasi sosial seperti kencan, wawancara, hingga pertemuan keluarga. Ketakutan akan evaluasi yang dilakukan oleh orang lain inilah yang sering membuat kita menjadi cemas dan minder. Alhasil, kita jadi menarik diri dari segala bentuk aktivitas atau situasi sosial.
3. Perfeksionisme
Dalam segala hal yang berkaitan dengan duniawi, beberapa di antara kita pasti memiliki standar keinginan yang bisa tergolong tinggi. Misalnya seperti pekerjaan impian, pasangan yang menawan, hingga rumah gedongan. Namun, hidup tidak selamanya berjalan sesuai keinginan kita. Hal tersebut kemudian akan berujung pada rasa insecure bila semua yang sudah disebutkan tadi tidak berjalan seperti yang diinginkan, apalagi jika orang-orang di sekitar kita yang justru dapat mewujudkannya.
Baca juga: Ini Cara Meditasi yang Benar untuk Mengatasi Stres dan Penyakit
Insecure dan Mencintai Diri Sendiri
by Podcast Berbeda Tapi Bersama (feat. Adjie Santosoputro)
Tanda Insecure
1. People Pleaser
Orang yang insecure akan selalu berusaha melakukan apapun agar bisa menyenangkan semua orang, sebab mereka akan merasa tidak nyaman jika mengetahui memiliki masalah dengan orang tersebut. Sehingga dibanding harus berkonflik, mereka rela mengalah meskipun kebahagiaannya diatur oleh penilaian orang lain. Bahkan lebih buruknya lagi, mereka bisa sampai memaksakan diri untuk melakukan itu, sebab yang terpenting adalah mereka tidak dinilai buruk oleh orang lain.
2. Self Body Shammer
Orang yang insecure dengan penampilan tubuhnya cenderung akan mulai membanding-bandingkan tubuhnya dengan orang lain yang memiliki tubuh lebih ideal, biasanya mereka akan membandingkan dengan tubuh dari atlet maupun selebritis yang terkenal dengan “body goals”-nya.
Selain itu, mereka akan lebih lama menatap cermin untuk memperhatikan setiap detail dari penampilan tubuhnya, tidak jarang juga mereka akan sering bolak-balik ke timbangan untuk memeriksa berat badan. Bahkan mereka bisa sampai mencari validasi dari orang sekitar dengan menanyakan orang lain terkait dengan penampilannya.
3. Posesif
Insecure juga tidak jarang akan melahirkan masalah baru yang sangat merugikan bagi hubungan asmara, yaitu sikap posesif. Hal itu disebabkan karena orang yang insecure akan sering cemburu buta kepada siapapun karena takut kehilangan orang yang dicintai, sehingga mereka akan menetapkan aturan ketat terhadap pasangannya agar tidak beralih atau bahkan diambil orang yang “lebih”.
Cara Mengatasi Insecure
1. Belajar Menerima dan Mencintai Diri Sendiri
Sebelum berharap untuk diterima dan dicintai orang lain, terlebih dahulu kita harus bisa menerima dan mencintai diri sendiri. Bagaimanapun juga diri kita sendiri adalah sandaran terakhir ketika dunia tidak menerima kita. Tentunya ini tetap didasari perasaan pasrah kepada Tuhan.
Mencintai diri sendiri bisa diwujudkan dengan merawat fisik maupun mental. Menjaga kebersihan, makan makanan yang sehat, berolah raga, dan istirahat merupakan wujud perasaaan menghargai tubuh. Tubuh yang merupakan aset terbesar dari Tuhan yang seharusnya kita syukuri dengan cara menjaganya. Sesekali kamu perlu melakukan self talk, mengapresiasi, dan berterima kasih kepada dirimu yang telah kuat menjalani hidup.
Tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Ia pasti punya berbagai kekurangan. Meskipun ada banyak kekurangan dalam dirimu, bukan berarti kamu harus terus merutuki nasib dan berpangku tangan. Lebih baik kamu berfokus pada hal-hal positif dalam dirimu dan memanfaatkan waktumu untuk melakukan hal-hal produktif.
2. Memaafkan Diri Sendiri dan Masa Lalu
Semua orang punya masa lalu dan berbuat kesalahan. Namun, terus-menerus menyalahkan dirimu sendiri bukanlah hal yang baik. Suatu kejadian belum tentu terjadi atas kesalahan atau kelalaianmu. Banyak hal yang terjadi di luar kendalimu.
Masa lalu juga merupakan bagian dalam hidupmu yang tidak akan bisa diulang atau diubah. Karena tidak bisa mengubahnya, lebih baik kamu fokus pada hari ini dan mempersiapkan hidupmu untuk hari-hari ke depan. Percayalah bahwa masa lalumu yang buruk merupakan tempaan bagimu agar menjadi pribadi yang lebih kuat.
3. Jangan Menjadikan Orang Lain sebagai Standar
Merasa dirimu tidak berharga atau pencapaianmu segitu-gitu saja? Barangkali pikiranmu ini muncul karena melihat pencapaian orang-orang di sekitarmu dan mendengar komentar orang lain yang membandingkan kalian. Kamu lantas merasa bahwa dirimu amat gagal dan insecurity memenuhi pikiranmu.
Percayalah bahwa hidup orang itu seperti fenomena gunung es. Yang kita lihat dari luar, sebenarnya hanya sebagian kecil. Orang yang terlihat hidupnya sempurna, belum tentu benar-benar bahagia. Bisa jadi ia justru melihat dirimulah yang lebih bahagia. Kata orang Jawa, istilahnya “Urip iku sawang sinawang”.
Ketika terlahir di dunia, manusia sudah mengawali start yang berbeda karena perbedaan latar belakang keluarga. Kemudian, mereka menjalani hidup dengan cara yang berbeda. Tidak mungkin kan kita mengharapkan hasil yang sama? Percayalah bahwa tiap orang punya garis waktu masing-masing.
Maka, jangan jadikan orang lain sebagai standar pencapaianmu. Lebih baik, kamu berusaha semaksimal mungkin dengan mendayagunakan semua kemampuan. Setelah itu, bandingkan dirimu hari ini dengan dirimu kemarin atau beberapa tahun lalu.
4. Lakukan Hal-Hal yang Membuatmu Bahagia
Sebagai bentuk penghargaan atas diri sendiri, lakukanlah hal-hal yang membuatmu bahagia. Sesekali nikmatilah waktu sendiri untuk memberikan perasaan rileks. Pikiran yang jernih akan membantumu melihat berbagai hal dengan perspektif positif. Kamu juga bisa menghabiskan waktumu dengan orang-orang yang kamu sayangi. Bersama mereka, kamu akan merasakan kasih sayang, penerimaan, dan rasa dibutuhkan.
Tidak ada salahnya kamu memberikan self reward. Berilah hadiah untuk dirimu sendiri sebagai penghargaan atas pencapaiannya selama ini. Tak harus yang mahal, kamu dapat menghadiahi diri sendiri dengan sesekali makan enak, nonton film, atau barang yang kamu inginkan.
5. Carilah Lingkungan yang Suportif
Agar bisa mendapatkan energi yang positif, masuklah ke lingkungan yang suportif. Carilah komunitas atau lingkungan yang sesuai dengan minatmu dan suasananya hangat. Dalam komunitas tersebut, kamu bisa menunjukkan kemampuan yang mungkin selama ini tidak dilihat oleh orang-orang yang sering meremehkanmu. Dengan demikian, kamu akan merasa diterima sehingga tingkat kepercayaan dirimu pun meningkat.
6. Hindari Relasi yang Toksik
Barangkali di sekitarmu ada orang-orang yang berperilaku toksik. Perilaku mereka yang suka menjatuhkan atau menghakimimu tentu saja akan membuat mentalmu semakin down. Menghadapi orang-orang seperti ini, tidak ada salahnya jika kamu membatasi komunikasi sebagai cara mengatasi insecure.
Hal ini tidak berarti kamu antisosial karena ini merupakan usaha untuk menyeleksi siapa saja orang-orang yang membawa dampak positif dalam hidupmu. Tak perlu khawatir jika kamu hanya punya sedikit teman karena teman yang sedikit, tetapi berkualitas justru lebih berharga daripada banyak teman yang toksik. Mereka yang tulus padamu akan tetap bertahan dan melihat kebaikan pada dirimu meskipun semua orang menjatuhkanmu.
7. Meminta Bantuan Tenaga Profesional
Jika semua usaha telah kamu coba, tetapi nyatanya kamu semakin insecure, tidak ada salahnya kamu meminta bantuan tenaga profesional. Buang jauh-jauh perasaan bahwa datang ke psikolog atau psikiater menandakan bahwa kamu mengalami gangguan jiwa. Justru ini merupakan cara mengatasi insecure yang tepat agar hidupmu lebih berkualitas dan bermanfaat bagi orang lain.
Insecurity ini merupakan isu yang banyak diperbincangkan generasi milenial dan Z. Barangkali beratnya tuntutan hidup dan masifnya arus informasi turut menyumbang tingginya tingkat insecure. Bagaimana tidak, sekarang mudah sekali kita melihat pencapaian orang lain lewat media sosialnya, terlebih lagi mereka yang melakukan flexing. Tak harus berhenti bermain media sosial, kita bisa membentengi diri dengan meningkatkan penghargaan atas diri sendiri.
Baca juga: Cara Menghilangkan Kebiasaan Buruk untuk Hidup yang Lebih Baik
Nah, itu dia tadi beberapa informasi terkait insecure mulai dari definisi hingga cara mengatasi insecure itu sendiri. Jika ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang bagaimana menghadapi insecurity ini, kamu bisa mendengarkan podcast dari FromToBy.Us, khususnya episode 71 dengan judul Insecurity, dari Noice, rumah konten audio Indonesia.
Sambil beraktivitas, kamu bisa mendengarkan berbagai konten berkualitas dengan berbagai tema, mulai dari olahraga, musik, komedi, politik, parenting, dan banyak lainnya. Jangan lupa instal aplikasi di ponselmu lewat PlayStore atau AppStore dulu, ya.