Social media detox – Social media detox adalah istilah yang begitu populer di kalangan generasi milenial maupun di generasi lainnya. Istilah ini mungkin juga sudah sering kamu dengar, tapi sebenarnya apa, sih, makna dari detoks media sosial?
Nah, supaya kamu nggak cuma ikut-ikutan tren, Noice sudah merangkum definisi dan cara detox social media yang bisa kamu terapkan. Baca artikelnya sampai habis, ya!
Baca juga: Rekomendasi Podcast Self-Help untuk Hidup yang Lebih Baik
Mengenal Definisi Social Media Detox untuk Ketenangan Jiwa
Apa Itu Social Media Detox?
Social media detox adalah upaya yang dilakukan pengguna media sosial untuk membatasi diri dari mengakses situs-situs jejaring media sosial. Kegiatan ini bisa dilakukan secara sementara maupun secara permanen.
Detox Media Sosial, Memangnya Perlu?
Apa saja, sih, indikator kalau kamu perlu melakukan detoks media sosial? Ada beberapa hal yang bisa jadi pertanda kalau kamu perlu detoks medsos. Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Kamu merasa perlu melihat media sosial setiap saat.
- Kamu merasa tertekan, stres, atau cemas setelah mengakses media sosial.
- Menganggap like, jumlah followers, serta komentar sebagai hal yang penting dalam menggunakan media sosial.
- Sulit berkonsentrasi karena selalu ingin mengakses media sosial.
- Memiliki masalah dengan pekerjaan/hubungan dengan pasangan/keluarga karena terlalu lama menggunakan media sosial.
- FOMO, alias fear of missing out. Kamu takut ketinggalan berita-berita terkini sehingga merasa terdorong untuk terus mengakses media sosial.
- Kamu juga sering begadang hanya untuk mengakses media sosial.
Tertinggi di Milenial, Terendah di Gen Z
Ada sebuah survey menarik yang kamu perlu tahu, nih. Ternyata, generasi milenial (lahir antara tahun 1981 dan 1996) merupakan generasi yang paling banyak melakukan social media detox (43%). Persentase ini diikuti dengan generasi boomers (lahir antara tahun 1946 dan 1964) sebesar 21%, generasi X (lahir antara tahun 1965 dan 1980) sebesar 19%, dan terakhir, generasi Z (lahir tahun 1997 ke atas) sebesar 18% saja.
Kira-kira, mengapa milenial paling banyak melakukan detox media sosial, ya? Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa faktor yang mendorong milenial melakukan detox media sosial.
- Menghindari negativity. Meski banyak konten positif di media sosial, ada banyak juga konten ‘bernuansa’ negatif yang sesekali muncul ketika kamu scrolling media sosial. Inilah hal yang ingin dihindari oleh para pelaku social media detox, khususnya milenial.
- Menjaga produktivitas. Media sosial memang begitu menarik untuk diulik sehingga tak jarang membuat para penggunanya kurang produktif. Semua milenial memang sedang berada pada usia produktif kerja, jadi wajar saja jika mereka ingin detox medsos untuk menjaga produktivitas mereka.
- Menghindari skewered perceptions. Media sosial membentuk sudut pandang seseorang hanya condong pada satu sisi. Jika mengalami hal ini, kamu akan sulit membuka pikiran dan menerima bentuk pemikiran orang lain. Hal ini juga berperan sebagai alasan milenial melakukan detox media sosial.
Cara Melakukan Social Media Detox
Nah, setelah kamu mengerti definisi social media detox, kini saatnya belajar bagaimana cara melakukan detox medsos. Coba terapkan cara-cara berikut ini, ya!
1. Niatkan dulu
Nggak cuma ibadah saja yang butuh niat, detoks medsos pun perlu niat, loh. Pastikan kamu bersungguh-sungguh dalam melakukan detox ini. Sebelum menjalani cara yang lain, pastikan kamu punya niat yang kuat terlebih dahulu. Buat komitmen sama diri sendiri untuk tidak cek media sosial selama kurun waktu tertentu.
2. ‘Detox’ secara perlahan
Nggak buka medsos sama sekali selama detox memang keren, tetapi akan lebih baik kalau kamu melakukannya secara perlahan. Untuk tahap awal, kamu bisa mengurangi lama penggunaan dan menonaktifkan notifikasi. Bisa juga kamu atur waktu khusus, misalnya satu jam saja dalam sehari. Ingat, langkah kecil lebih baik daripada perubahan yang ekstrim tapi tidak sustainable.
3. Nonaktifkan pemberitahuan atau hapus aplikasi
Kamu pasti ingin bertindak totalitas dalam melakukan social media detox. Supaya effort detox media sosial kamu nggak ribet, cara terbaik untuk dilakukan adalah dengan menghapus aplikasi media sosial itu. Memang, sih, kamu masih bisa akses media sosial via browser komputer atau smartphone. Akan tetapi, langkah-langkah yang perlu kamu lakukan jadi lebih banyak—tidak semudah membuka aplikasi yang notabene cukup satu klik saja.
Belum sanggup berpisah dengan aplikasi medsos? Kamu bisa nonaktifkan semua push notifications media sosialmu. Dengan begitu, kamu tidak tergoda untuk cek medsos hanya karena ada notifikasi yang muncul di smartphone-mu.
4. Siapkan sederet aktivitas pengganti
Nah, supaya kamu bisa mengurangi aktivitas checking media sosial, salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan menyiapkan kegiatan pengganti. Fungsinya adalah supaya kamu terdistraksi sampai-sampai tidak ada waktu lagi untuk scrolling medsos.
Aktivitas pengganti ini bisa kamu pilih sesuai dengan hobimu. Misalnya, kamu hobi melukis, maka kamu bisa melakukan itu sebagai aktivitas ‘pengganti’ scrolling medsos. Bahkan, ini bisa menjadi waktu kamu untuk mencoba hobi baru lainnya.
5. Sesekali checking boleh, kok!
Detox media sosial bisa berlangsung sementara ataupun selamanya. Apakah ini berarti kamu nggak boleh checking medsos sama sekali? Nggak, kok. Kamu masih bisa checking sesekali, asalkan kamu bisa mengontrol diri agar tidak ‘kebablasan’.
App timer bisa jadi salah satu fitur smartphone yang bisa kamu manfaatkan supaya kamu nggak berjam-jam scrolling medsos. Supaya lebih ‘ampuh’ lagi, kamu bisa persulit akses ke aplikasi medsos—misalnya dengan menghapus aplikasi tiap kali selesai akses. Jadi, jika kamu perlu mengakses medsos, kamu perlu meng-install aplikasi terlebih dahulu.
6. Lakukan dengan kontinu
Social media detox bukanlah hal yang bisa kamu lakukan dalam satu hari. Kegiatan detox ini membutuhkan proses sehingga kamu tak bisa mengharapkan hasil langsung hanya setelah satu hari melakukan detox medsos.
Stay calm, don’t rush. Jalani prosesnya, nikmati prosesnya, dan raih hasilnya. Kamu bisa jadi lebih tenang tanpa perlu scrolling medsos dengan melakukan detox ini.
7. Jangan tergoda untuk pamer
Bagi sebagian orang, menunjukkan progres detox media sosial di media sosial memang begitu menggoda. Kamu bisa mendapatkan banyak atensi dari para follower-mu. Sayangnya, hal ini justru makin membuatmu susah terlepas dari medsos. Maka dari itu, usahakan untuk menahan keinginan share progres detox medsosmu, ya!
Baca juga: Rangkuman & Bedah Buku Atomic Habits Oleh James Clear
Nah, itu dia beberapa tips dan cara untuk melakukan detox media sosial. Berminat untuk mencoba? Yuk, mulai pelan-pelan dan buat keadaan jiwamu makin tenang. Noice, rumah konten audio Indonesia, juga punya podcast yang bisa kamu dengarkan kalau kamu lagi pengen banget nyobain social media detox. Unduh melalui PlayStore atau AppStore dan coba deh, cek podcast Armuh Podcast: Vakum Social Media demi Ketenangan. Semoga podcast tersebut bisa jadi inspirasi, selamat mendengarkan!