Cara Keluar dari Friendzone – Seumur hidupmu, kamu pasti pernah mendengar istilah friendzone setidaknya sekali. Atau kamu mungkin pernah mengalaminya sendiri. Banyak orang yang merasa tidak nyaman berada dalam zona pertemanan ini karena berbagai alasan.
Lalu, apa arti friendzone sebenarnya? Apa ciri-ciri friendzone dan bagaimana cara keluar dari sana? Artikel ini akan memberimu penjelasan lengkap. Simak terus, ya!
Apa Itu Friendzone?
“Ah, kamu doang tuh yang suka, dianya enggak! Kasian banget sih di-friendzone-in!” Pernah mendengar atau mengatakan hal ini? Dari kalimat ini sebenarnya kita sudah bisa mendapatkan gambaran tentang apa itu friendzone.
Apa itu friend zone? Friendzone berasal dari dua kata dalam bahasa Inggris yakni friend (teman) dan zone (zona atau kawasan). Secara umum dapat dimaknai bahwa friendzone itu adalah zona pertemanan. Dilansir dari Cambridge Dictionary, friendzone adalah situasi ketika kamu berteman dengan seseorang yang sebenarnya ingin kamu jadikan partner secara romantis (pacar atau kekasih) atau secara seksual.
Dalam budaya populer, friendzone menggambarkan situasi persahabatan antara 2 orang. Satu orang menginginkan hubungan yang lebih (hubungan romantis), sementara yang lain tidak. Ketika seseorang menyatakan perasaannya kepada seseorang yang selama ini menjadi temannya kemudian ditolak, maka orang tersebut masuk ke dalam area friendzone.
Ciri ciri friendzone bentuknya bisa bermacam-macam. Misalnya, ketika si dia lebih suka kalian melakukan aktivitas beramai-ramai dengan teman-temanmu yang lain. Bisa juga dengan meminta saran hubungan percintaan padamu. Kalau si dia mencoba menjodoh-jodohkan atau mengenalkanmu dengan orang lain, ini juga bisa jadi tanda kamu sudah masuk ke area friendzone.
Penyebab Friendzone
1. Tidak Cocok
Salah satu pertimbangan seseorang dalam memilih pasangan adalah faktor kecocokan yang dimiliki. Faktor kecocokan ini sifatnya subjektif, bisa seperti visi hidup ke depan atau pandangan terhadap suatu hal. Sehingga pada akhirnya jika sepasang laki-laki dan perempuan tidak berakhir bersama atau terjebak di friendzone, bisa jadi karena minimnya kecocokan di antara mereka..
2. Tidak Pede
Kesetaraan dalam sebuah hubungan sangatlah penting untuk sebagian orang, baik itu kesetaraan dalam hal finansial maupun pendidikan. Hal tersebut kemudian membuat banyak orang merasa tidak pede atau minder untuk mengutarakan perasaan apabila tidak setara, biasanya mereka akan merasa tidak layak untuk menjadi pasangan. Alhasil, mereka terjebak di dalam hubungan friendzone yang sangat membingungkan.
3. Tidak Ingin Merusak Pertemanan
Banyak kasus hubungan asmara yang berasal dari hubungan pertemanan yang sudah terjalin sejak lama, namun ada juga yang tetap stuck di status persahabatan meski di antara mereka ada yang punya perasaan. Bagi yang memiliki perasaan dan memilih untuk tidak mengutarakan biasanya karena takut akan merusak hubungan pertemanan dan kehilangan sahabat baiknya apabila perasaannya tidak terbalas, maka dari itu mereka lebih memilih untuk memendam perasaannya.
4. Tidak Siap Komitmen
Menjalin sebuah hubungan asmara memerlukan komitmen yang kuat antara kedua belah pihak. Maka dari itu, apabila seseorang enggan menjalin hubungan yang menyebabkan friendzone, bisa jadi karena belum siap untuk berkomitmen dengan lebih serius. Alasan belum siap berkomitmen bisa bermacam-macam, misalnya ingin lebih fokus dulu mengejar karir supaya lebih mapan.
Baca juga: Hadapi Pasangan Posesif, Lakukan Langkah Ini
Ciri-Ciri Friendzone
1. Tidak Ada Effort Lebih
Jeff Schafer pernah menulis untuk Psychology Today bahwa physical touch merupakan salah satu faktor untuk mengetahui ketertarikan seseorang terhadap kita. Apabila seseorang yang kita taksir selalu menghindar ketika kita berusaha menyentuh dan tidak pernah ada usaha untuk berdekatan, bisa jadi hal tersebut merupakan ciri bahwa kita sedang berada di zona pertemanan.
2. Tidak Pernah Flirting
Seseorang yang sedang naksir pasti akan sering melakukan flirting atau merayu terhadap incarannya, bisa melalui tatapan atau bahkan kata-kata gombalan. Hal tersebut umumnya dilakukan oleh laki-laki terlebih dahulu, lalu dibalas oleh perempuan atau bisa juga sebaliknya. Namun apabila incaranmu tidak pernah flirting atau membalas rayuanmu, maka bisa jadi kamu hanya dianggap teman semata.
3. Afeksi Tidak Dianggap Serius
Memberikan afeksi lebih terhadap orang yang kita taksir merupakan hal yang wajib dilakukan supaya bisa berlanjut menjalin hubungan. Akan tetapi, akan menjadi masalah ketika seluruh afeksi yang kita berikan hanya dianggap sebagai perhatian yang wajar dari seorang teman. Hal tersebut berarti menandakan bahwa orang yang kamu taksir tidak menganggapmu serius atau bahkan tidak tertarik, sehingga kemungkinan terbesar adalah terjebak di zona pertemanan.
Tips Keluar dari Zona Friendzone
Kadang, seseorang berada dalam zona friendzone bahkan sebelum dirinya belum benar-benar mengungkapkan perasaannya pada sang teman. Dia memilih membaca situasi terlebih dahulu dengan mencari tahu apakah dirinya memiliki peluang untuk menjalin hubungan lebih dengan sang teman atau tidak.
Ketika dia tidak menemukan perasaan yang mutual antara dirinya dengan sang teman, dia pun memilih untuk urung dan tidak mengatakan perasaannya sama sekali. Dalam situasi seperti ini, friendzone bisa jadi hal yang sangat menyiksa. Lantas, bagaimana cara kamu untuk bisa keluar dari sana? Simak pembahasannya berikut ini!
1. Tanyakan pada Dirimu Sendiri Apakah Kamu Termasuk ‘Tipe’ Si Dia
Seberapa besar pun perasaan sukamu pada seseorang, kamu tidak akan bisa memaksa mereka menyukaimu kembali. Jadi sebelumnya, coba tanyakan pada dirimu sendiri, “Kira-kira, apa dia bakal tertarik padamu secara romantis?”
Kamu bisa memulainya dengan bertanya pada teman-teman dekat yang mengenalnya serta cari tahu bagaimana hubungan yang dia miliki dengan pacar atau teman dekatnya yang sebelumnya. Apakah kira-kira hubungan yang kamu jalin sekarang dengannya mirip dengan itu? Dari sini kamu akan memperoleh gambaran tentang peluang yang kamu miliki untuk bisa bersamanya.
2. Definisikan Kembali Dirimu dalam Pandangannya
Ada berbagai alasan kenapa seseorang bisa terjebak dalam friendzone. Mungkin kamu adalah tipe seseorang yang sosoknya seperti kakak yang bisa diandalkan. Bisa jadi karena kamu memang sering menunjukkan sisi romantismu kepada banyak orang dan membuat si dia bingung atau bahkan turn off.
Jika kamu menyadari ada satu hal yang membuatmu tidak termasuk kategori orang yang bisa diajak menjalin hubungan romantis, kamu harus mendefinisikan kembali sosokmu di dalam pikirannya. Singkirkan cara-cara yang akan membuatmu hanya terkesan hanya cocok jadi teman dengan mengubah sikap dan pendekatanmu dalam semua interaksi.
Coba lihat orang-orang seperti apa yang selama ini membuat si dia tertarik. Apakah kamu termasuk kategori ini? Lihat bagaimana cara dia berinteraksi dengan mereka dan bagaimana cara orang lain membuat si dia merasa tertarik.
3. Fokus pada Dirimu Sendiri
Ketidaktertarikan si dia padamu secara romantis tentu ada penyebabnya. Mungkin ada sesuatu pada dirimu yang dia tidak suka. Mungkin itu rasa percaya dirimu, perilakumu atau bagaimana caramu berhubungan dengan orang lain.
Untuk sementara waktu, ambillah jeda untuk dirimu sendiri. Alih-alih terus berusaha membuat si dia merasa senang, cobalah habiskan waktu fokus pada diri sendiri. Bagaimana caranya?
- Tanyakan pada dirimu sendiri kenapa kamu kerap bertindak berbeda di depan orang yang kamu sukai? Bagaimana cara kamu mengubahnya?
- Fokuslah untuk memperbaiki bagian-bagian dalam dirimu yang kerap membuatmu tidak percaya diri. Ciptakan perubahan dalam dirimu
- Beri dirimu ruang dan waktu untuk benar-benar melakukan perubahan jangka panjang yang lebih besar dari upayamu mengejar cinta si dia.
4. Beri Si Dia Waktu
Setelah kamu melakukan berbagai langkah di atas, maka saatnya untuk menunggu. Sebab, perubahan tidak hanya bisa terjadi pada dirimu saja, tapi juga pada pikiran orang yang kamu sukai. Sebesar apa rasa sukamu pada mereka, sebesar itulah kamu harus berusaha menghargai dirimu sendiri.
5. Tunjukkan Ketertarikanmu Padanya
Sikap terlalu flirty kadang memang membuat seseorang jadi ilfeel padamu dan membuatmu terjebak friendzone. Sebaliknya, tidak menunjukkan ketertarikan juga bisa berdampak sama. Karena selama ini kamu hanya memperlakukan si dia sebagai teman, dia pun akan melakukan hal yang sama. Jadi, kalau tidak ingin diperlakukan dengan cara ‘teman’, maka tunjukkan sisi romantismu.
Tunjukkan kalau kamu memiliki ketertarikan padanya dan merupakan calon pacar potensial. Tapi, pastikan kamu tidak melakukannya secara berlebihan, ya!
6. Lakukan “Tembakan”
Ada ungkapan yang mengatakan “You will miss 100% of the shots you don’t take.” Artinya, seberapa kecilpun peluangmu, kamu tetap harus mencoba mengungkapkan perasaanmu. Merasa terjebak dalam friendzone sendirian tanpa benar-benar berusaha untuk mendapatkan hatinya, tentu bukan sebuah langkah yang benar untuk dilakukan.
Lakukan tembakan di saat dirimu dan si dia benar-benar sudah siap. Ini merupakan langkah terakhir yang bisa kamu lakukan untuk keluar dari zona pertemanan. Satu yang harus kamu ingat, bersiaplah dengan apa pun hasilnya.
Jika perasaan si dia tidak sama denganmu mungkin ini saatnya untuk move one. Anggaplah itu sebagai pengalaman. Bagaimanapun kamu sudah menjalin hubungan pertemanan yang baik dengan si dia selama ini.
Baca juga: Tips PDKT Anti Merana buat Pria Jomlo
Mau tahu lebih jauh tentang bagaimana cara keluar dari friendzone? Yuk dengerin podcast “Nasib Di-friendzone-in” dari Bertumbuh Bermimpi di Noice rumah konten audio Indonesia. Biar makin seru, unduh aplikasi Noice di Google Play atau App Store, yuk!