Ciri-ciri Toxic Parenting – Hampir semua orang tua pasti berusaha menyediakan lingkungan yang baik dan sehat bagi anak-anaknya secara fisik maupun mental. Tapi yang namanya manusia, tentu tidak luput dari kesalahan. Kadang ada tindakan-tindakan yang secara tak sadar ternyata jadi ciri-ciri toxic parenting. Hal ini kadang tidak disadari baik oleh anak maupun oleh orang tua itu sendiri.

Terlepas dari sengaja atau tidak, ada berbagai tindakan orang tua yang bisa memberikan kerusakan emosional dan mental bagi anak-anaknya. Luka emosional ini jelas akan berpengaruh pada bagaimana cara anak tersebut tumbuh nantinya. Simak berbagai ciri toxic parenting agar kamu tidak terjebak jadi korban ataupun jadi pelakunya berikut ini!

Baca juga: Tips & Cara Menghadapi Toxic Parenting

Ciri-Ciri Toxic Parenting

1. Gagal Memberikan Afirmasi Positif dan Rasa Aman

Beberapa orang percaya bahwa didikan yang keras merupakan cara penting untuk memastikan anak-anak mereka bisa menjaga diri di masa depan. Padahal cara seperti ini kerap membuat anak kehilangan afirmasi positif dan rasa aman dari orang tuanya. Jika kamu merasa jadi orang yang gagal saat ini karena berbagai hal dalam kehidupanmu, bisa jadi itu adalah sisa dari hasil didikan orang tuamu yang terlalu keras saat kamu masih kecil.

Dalam beberapa kasus, didikan keras memang berhasil. Tapi itu bukan satu-satunya pendekatan yang bisa dilakukan orang tua jika mereka ingin anaknya tumbuh menjadi orang dewasa seutuhnya.

2. Terlalu Banyak Mengkritik

Kritikan orang tua yang diberikan dari waktu ke waktu pada anak adalah hal yang wajar. Tanpa adanya kritikan, sebagai anak kita mungkin tidak akan belajar melakukan berbagai hal dengan cara yang benar. Misalnya mencuci baju dengan benar, membersihkan rumah dengan benar dan lain sebagainya.

Orang tua yang toxic menganggap bahwa kesalahan sekecil apa pun dari anak harus dikritik. Mereka berpikir bahwa ini adalah cara agar anak tidak melakukan kesalahan besar nantinya. Sayangnya, hal tersebut akan membuat anak menjadi terlalu keras pada dirinya sendiri. Dia akan merasa semua yang dilakukannya tidak sempurna. Ini akan membuatnya kesulitan saat dewasa nanti.

3. Terlalu Banyak Menuntut Perhatian

Orang tua yang toxic kadang memperlakukan anak mereka seperti pengganti orang tua mereka sendiri dengan menuntut perhatian setiap saat. Sekilas, ini terlihat sebagai bentuk ikatan yang wajar antara anak dengan orang tua. Tapi jika ini terlalu banyak menguras waktu dan energi anak, maka itu sudah termasuk ciri-ciri toxic parenting.

Meskipun sulit, orang tua dengan pikiran yang terbuka akan memberikan ruang yang cukup bagi anak-anak mereka untuk tumbuh. Mereka juga tidak akan menuntut interaksi terus-menerus dengan anak-anak hanya untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

4. Bercanda dengan Cara yang Toxic

Bercanda dengan anak adalah hal yang lumrah. Tapi jika candaan yang dilontarkan sudah menyangkut sesuatu seperti berat badan, tinggi atau kemampuan anak belajar di kelas, ini bukan hal yang bisa diterima. Candaan seperti ini akan membuat anak merasa buruk tentang dirinya sendiri dan termasuk ke dalam ciri-ciri toxic parenting.

Jika memang ada hal yang perlu diperbaiki dari diri anak, orang tua bisa menyampaikannya dengan cara yang jujur namun tidak menyinggung. Alih-alih mengatakan, “Ih kok kamu bodoh banget ngerjain soal ginian aja nggak bisa!” alangkah lebih baik kalau orang tua yang turun tangan mengajari atau langsung mendatangkan guru les sendiri.

5. Membuat Anak Percaya Bahwa Mereka Layak Diperlakukan Buruk

Apakah kamu pernah berpikir bahwa ucapan dan tindakan kasar yang dilakukan oleh orang tuamu itu adalah sesuatu yang memang pantas kamu dapatkan? Kalau iya, berarti kamu sendirilah yang membenarkan perilaku buruk orang tuamu.

Orang tua yang toxic bisa mengubah situasi apa pun agar sesuai dengan keinginan mereka. Dalam posisi ini, anak hanya punya dua pilihan: menganggap bahwa orang tua mereka yang salah atau memilih mengakui bahwa ini adalah kesalahan mereka sendiri. Dalam kebanyakan kasus, anak-anak (bahkan mereka yang sudah dewasa sekalipun) memilih opsi kedua.

6. Tidak Mengizinkan Anak Mengekspresikan Emosi yang Negatif

Orang tua yang tidak memelihara kebutuhan emosional anaknya dan meremehkan emosi negatif mereka berarti sedang mempersiapkan anak-anaknya untuk tidak mampu mengungkapkan apa yang mereka butuhkan. Membantu anak melihat sisi positif dari segala hal dalam berbagai situasi memang tidak salah. Tapi mengabaikan emosi negatif dan kebutuhan emosional anak bisa menyebabkan depresi dan membuat anak sulit menangani hal-hal yang negatif dengan cara yang tepat saat mereka dewasa nanti.

7. Selalu Membuat Anak Merasa Ketakutan

Takut dan hormat pada orang tua adalah dua hal yang berbeda. Anak yang merasa dicintai dan didukung cenderung akan tumbuh jadi orang dewasa yang bahagia. Mendisiplinkan anak memang diperlukan. Tapi orang tua yang toxic akan melakukan tindakan dan mengeluarkan kata-kata menakutkan yang bisa merusak jiwa anak secara permanen. Tidak perlu menakut-nakuti anak hanya karena orang tua ingin mereka bersikap hormat. Didikan yang benar, akan membuat anak menunjukkan rasa hormat dengan sendirinya.

8. Selalu Mendahulukan Pemikiran dan Perasaan Mereka Sendiri

Banyak orang tua berpikir bahwa perasaan mereka adalah yang terpenting. Tapi ini merupakan cara kuno yang tidak akan membantu terbentuknya hubungan positif. Meskipun orang tua perlu membuat keputusan akhir tentang berbagai hal (misalnya tujuan liburan atau rencana makan malam), tapi perasaan setiap anggota keluarga termasuk anak-anak juga perlu dipertimbangkan.

Individu yang toxic kerap memaksa anak-anak untuk mengesampingkan perasaan sendiri hanya untuk membuat orang tua mereka merasa senang.

9. Menggunakan Uang dan Kesalahan Anak untuk Mengontrol Mereka

Setiap anak pasti pernah melakukan hal yang salah pada orang tua mereka. Tapi orang tua dengan ciri-ciri toxic parenting akan menjadikan ini sebagai cara untuk mengendalikan anak-anaknya. Orang tuamu mungkin akan memberikan hadiah mahal dan sebagai gantinya, kamu harus melakukan apa yang mereka inginkan. Jika kamu gagal memenuhinya, maka mereka akan membuatmu merasa bersalah dengan “semua yang sudah mereka berikan/lakukan untukmu”.

Orang tua yang sehat tahu bahwa anak-anak mereka tidak berutang apapun pada mereka. Terlebih untuk hadiah atau sesuatu yang memang tidak pernah diminta oleh anak sejak awal.

10. Membuat Anak Bertanggungjawab atas Kebahagiaan Orang Tua

Jika orang tuamu pernah membahas bahwa mereka pernah menyerah akan sesuatu demi kamu, mungkin mereka akan menaruh harapan yang tidak realistis padamu. Tidak ada anak yang harus bertanggung jawab atas kebahagiaan orang tua mereka. Dan orang tua juga tidak boleh menuntut agar anak-anak melepaskan hal-hal yang membuat mereka bahagia hanya agar ‘skornya seri’. 

Baca juga: Baru Memiliki Anak? Ini Tips Parenting Tanpa Panik untuk Ibu Muda

Menghadapi orang tua yang toxic memang tidak selalu mudah. Tapi kalau kamu sudah tahu ciri-ciri toxic parenting, akan lebih mudah untuk meng-handle-nya. Ingin dengar insight dan cerita lain seputar keluarga? Kamu bisa mendengarkan beragam konten menarik bareng Happy Broken Family di Noice, rumah konten audio Indonesia. Unduh aplikasinya lewat Google Play atau App Store sekarang yuk!

Noice Original Podcast - Happy Broken Family